Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Fitnah Tanpa Kecerdasan: Rekening Rahasia Jokowi di Hong Kong Shangai Banking Corporation

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14060249952109446342

Catatan: Nama "Hong Kong Shanghai ..." pada judul artikel sengaja ditulis salah ("Shangai") berkaitan dengan isi artikel ini.

---

Pasca Pilpres 2014, rupanya tidak menghentikan fitnah yang masih terus disebarkan untuk menyerang Jokowi. Mengikuti jejak Prabowo yang tidak bisa menerima kekalahannya itu, kelompok pendukung Prabowo yang menamakan dirinya Progres 98, melontarkan fitnah terbaru kepada Jokowi. Kali ini mereka mengaku memperoleh bocoran informasi disertai dengan bukti-bukti otentik tentang adanya 20 rekening rahasia Jokowi dan istrinya di sejumlah bank di luar negeri, yang tidak dilaporkan kepada KPU dan KPK. Jumlah totalnya disebut lebih dari 8 juta dollar Amerika Serikat.

Untuk keperluan pengungkapan rahasia tersebut, Ketua Progres 98, Faizal Assegaf mengundang wartawan untuk mengadakan konferensi pers, pada Selasa ini, pukul 13:30 WIB, di Rumah Polonia, Jakarta Timur. Undangan konferensi pers tersebut dimuat juga di fanpage Face Book Faizal Assegaf dan www.voa-islam.com . Judulnya: “Babak Perlawanan Rakyat: Ungkap 20 Rekening Jokowi di Bank Asing.”

Isinya sebagai berikut:

UNDANGAN KONFERENSI PERS:

MENGUNGKAP FAKTA 20 REKENING DI SEJUMLAH BANK ASING ATAS NAMA JOKOWI & IRIANA WIDODO SENILAI LEBIH DARI 8 JUTA USD YANG TIDAK DILAPORKAN KE KPU / KPK.

Bersama ini kami dari Progres 98 mengundang kawan-kawan pers media cetak dan elektronik, untuk menghadiri konferensi pers pada:

Hari: Selasa.

Jam: pukul 1.30 WIB.

tempat: Rumah Polonia, Jakarta Timur.

Penyerahan bukti-bukti transfer / transaksi keuangan senilai lebih 8 juta USD atas nama Joko Widodo dan Iriana Widodo yang diparkir sejumlah bank luar negari seperti di Salomon Island, Hong Kong, Singapore, Philippines, Mongolia, Jordon dan Lebanon.

Uang Joko Widodo dan Iriana Widodo yang diparkir sejumlah bank luar negari seperti di Salomon Island, Hong Kong, Singapore, Philippines, Mongolia, Jordon dan Lebanon

Berdasarkan fakta yang kami ungkap tersebut, membuktikan dengan jelas bahwa telah terjadi penyimpangan serta kebohongan publik oleh Joko Widodo yang tidak melaporkan sumber kekayaannya secara legal dan transparan kepada pihak KPU / KPK dalam proses pencalonannya sebagai Calon Presiden.

Selain itu, penyimpangan atas laporan kekayaan dimaksud merupakan pelanggaran serius berupa tindak pidana pemilu serta dapat berakibat pada diskualifikasi pencalonannya sebagai calon presiden.

Demikian undangan kami, atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih.

NB: Bocoran dokumen berjumlah 25 halaman yang disertai oleh bukti-bukti berupa nomor rekening dan nilai transaksi keuangan secara rinci di berbagai bank luar negeri, yang akan kami berikan kepada kawan-kawan pers, serta melaporkan secara resmi ke KPU, BAWASLU, KPK, Mabes Polri, Kejagung dan PPATK untuk dapat ditindaklanjuti.

salam

Faizal Assegaf

Ketua Progres 98

--------------------------------

Sedangkan di fanpage Face Book Faizal diunggah salah satu “bukti” rekening Jokowi di HSBC, Hongkong, seperti di bawah.

Sampai saat saya menyelesaikan artikel ini, saya belum mendapat kabar apakah ada wartawan yang memenuhi undangan konferensi pers dari Faizal Assegaf, sang Ketua Progres 98 itu. Mungkin tidak ada satu pun wartawan yang datang, maka itu tidak ada beritanya lagi. Maklum saja, dengan sedikit pengetahuan dan logikanya saja, setiap wartawan pasti bisa merasakan adanya keganjilan-keganjilan di dalam informasi yang disampaikan oleh Faizal Assegaf ini. Keganjilan-keganjilan tersebut membawa kita pada kesimpulan bahwa informasi dan dokumen yang disertakan itu tak lebih dari hasil rekayasa atau suatu fitnah terbaru lagi dari Faizal Assegaf dengan Progres 98-nya.

Fenomena ini mirip-mirip dengan fitnah yang pernah disebarkan untuk menyerang Jokowi di masa kampanye Pilpres beberapa waktu lalu. Yaitu fitnah yang menyatakan Jokowi itu adalah anak kandung dari pengusaha besar Tionghoa bernama Oei Hong Leong. Hong Leong adalah putra dari konglomerat Eka Tjipta Wijaya (pemilik Grup Sinar Mas), berdomisili di Singapura. Ternyata perbedaan usia antara Hong Leong dengan Jokowi itu hanya 13 tahun. Jadi, hitungan sederhananya, Jokowi dilahirkan ketika “ayah Tionghoa-nya” itu baru berusia 13 tahun! Rupanya kreator cerita fitnah itu ceroboh, sampai lupa berhitung terlebih dulu sebelum menulis fiksi fitnahnya itu. Artikel mengenai ini pernah saya tulis dengan judul Fitnah Tanpa Logika: Ayah Kandung Jokowi, Tionghoa. Umurnya 13 Tahun.

Kecerobohan yang sama rupanya terjadi lagi ketika fitnah terhadap Jokowi dibuat dan disebarkan oleh Faizal Assegaf ini.

Siapa yang bisa dengan mudah percaya, betapa saktinya Faizal Assegaf itu sampai dia bisa memperoleh bocoran bukan hanya satu-dua dokumen (rekening) bank luar negeri milik Jokowi dan istrinya, Iriana, tetapi sampai 20 (dua puluh) rekening bank! Padahal bank-bank di luar negeri itu, seperti HSBC pasti sangat ketat dalam menjaga rahasia nasabahnya.

[caption id="attachment_316410" align="aligncenter" width="506" caption="Fanpage Faizal Assegaf dengan dokumen yang menurutnya bukti adanya rekening rahasia Jokowi di HSBC "][/caption]



Kejanggalan dokumen “rekening bank Jokowi” di HSBC yang ditayangkan Faizal di fanpage Face Book-nya tersebut di atas dengan mudah diketahui, sehingga saya berani menyatakan dokumen itu adalah dokumen palsu yang dibuat dengan tingkat kecerobohan yang tinggi. Sehingga apa yang dilakukan Faizal tersebut sama dengan memamerkan kekonyolannya sendiri kepada publik.

Cara penulisan nama bank HSBC saja sudah keliru: Tertulis: “Hong Kong and Shangai Banking Corporation Limited”, padahal seharusnya “The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited”.

Selain harus ada kata sandang “the”, penulisan “Hongkong” di nama HSBC selalu disambung, bukan “Hong Kong”, tetapi “Hongkong”. “Shanghai” sudah pasti bukan “Shangai.”

Tidak mungkin HSBC salah mencetak sendiri nama banknya yang pasti sudah merupakan default di komputernya di seluruh dunia.

Alamat bank-nya juga terasa janggal, tercantum sebagai berikut: “Branch: Hong Kong Bank Building Suite 123 1 Queens Road,” tanpa mencantumkan nama kota dan negaranya. Juga penulisan “Hong Kong Bank Building” yang disingkat dari nama lengkap HSBC terasa tidak lazim, jika mau disingkat lebih lazim kalau singkatannya adalah “HSBC Bulding” sebagaimana bisa dilihat di wikipedia di sini.

Apakah benar nomor suite-nya adalah 123? Saya tidak tahu, tetapi sepengetahuan saya cara penulisannya alamat pun tidak lazim merupakan cara penulisan alamat di negara-negara berbahasa Inggris. Yang lazim adalah menulis nama jalannya dulu, barulah nama gedung, lantai dan nomor suite-nya. Nama jalannya pun tertulis “1 Queens Road”, seharusnya “1 Queen’s Road.” “Queens Road” tentu saja mempunyai arti yang sangat berbeda dengan “Queen’s Road”.

Tanggal transfernya dengan menggunakan metoda wire transfer juga terlihat janggal. Tercantum “Last Wire Transfer: 26.10.2013”, setelah saya periksa, ternyata tanggal 26/10/2013 itu adalah hari Sabtu. Hari libur bagi seluruh bank di Indonesia, maupun di Hongkong.

Lagipula sebagai nasabah HSBC, sepengetahuan saya cara penulisan tanggal di seluruh bank HSBC adalah dengan menulis nama bulannya dengan huruf, bukan dengan angka. Jika tanggalnya 26/10/2013, maka yang ditulis adalah “26Oct2013,” bukan 26.10.2013.

*

Katadata di lamannya juga menulis dugaannya bahwa dokumen rekening bank Jokowi di HSBC yang disebarkan oleh Faizal Assegaf itu palsu. Ketika mereka mencoba melakukan transfer ke nomor rekening yang tercantum di dokumennya tersebut, terjadi gagal transfer dengan keterangan “nomor rekening dan nama bank tidak dikenal.”

[caption id="attachment_316406" align="aligncenter" width="405" caption="Bukti transfer yang gagal karena rekening dan bank tak dikenal (sumber:www.katadata.co.id)"]

14060203741369267378

[/caption]

Customer Support HSBC yang dihubungi Katadata menjelaskan bahwa swift code atau kode bank yang dicantumkan dalam daftar transfer salah. Seharusnya transfer untuk ke Bank HSBC Hongkong menggunakan swift code HSBCHKHHHKH, bukan HSBCHKHHEDB.

"Satu bank di satu negara kodenya harusnya sama, tidak berbeda," kata petugas HSBC yang dihubungi Katadata

Jadi, konyol, bukan?

Inilah akibatnya kalau fitnah dibuat tanpa kecerdasan yang memadai. Belum apa-apa langsung ketahuan belangnya.

*

Sebagai penyegar ingatan, Faizal Assegaf dan kelompok Progresif 98 yang diketuainya ini juga adalah pihak yang sama, yang pada Mei 2014, pernah melaporkan Jokowi-JK ke KPK karena Jokowi-JK membuka rekening bank untuk menerima sumbangan kampanye dari masyarakat.

Alasan mereka dengan membuka rekening itu sama dengan Jokowi telah menerima gratifikasi, karena dia masih sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan sumbangan seperti itu memang dilarang UU. Padahal Jokowi telah mengambil cuti panjang untuk nyapres, dan pembukaan rekening tersebut murni untuk keperluan kampanye Pilpres-nya, dan ada diatur di dalam UU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Tentu saja kekonyolan mereka itu tak diterima KPK. Belakangan Prabowo-Hatta pun meniru ide Jokowi itu, dengan membuka rekening seperti itu juga.

Pada Juni 2014 Faizal dengan Progresif 98-nya kembali menyebarkan dokumen yang disebut sebagai transkrip percakapan rahasia antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Jaksa Agung Basrief Arief mengenai penangguhan pemeriksaan terhadap Jokowi terkait kasus korupsi Bus TransJakarta. Terbukti kemudian transkrip tersebut merupakan dokumen palsu. Ketahuan menyebarkan transkrip palsu, Faizal berdalih, maksud dia sebenarnya hanyalah meminta klarifikasi tentang keaslian transkrip tersebut. Jangan-jangan pihaknya sendiri yang membuat transkrip palsu itu?

Belum kapok juga, sekarang dia mengulangi lagi kekonyolannya itu dengan cara melakukan fitnah kepada Jokowi tentang “20 rekening Jokowi di bank-bank luar negeri” itu, tetapi tidak disertai dengan kecerdasan yang memadai, sehingga malah terlihat konyol Pameo mengatakan: “Kalau mau berbohong, berbohonglah dengan cerdas!” ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline