Lihat ke Halaman Asli

Daniel H.T.

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Inilah Sandiwara SBY dan Demokrat: "Dari Pilkada sampai Calon Ketua MPR"

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1412677142134104387

Gedung DPR/MPR menjadi panggung sandiwara ... (fokusmetro.com)

Kamis 25/09/2014) – Jumat dini hari (26/09/2014):

Berlangsung sidang paripurna DPR dengan agenda pemutusan apakah pilkada tetap dilangsungkan dengan dipilih oleh rakyat, ataukah melalui DPRD.

Juru bicara Fraksi Demokrat Benny K Harman menyatakan keinginan fraksinya agar ada opsi ketiga dimasukkan dalam voting, yaitu pilkada langsung dengan tambahan 10 syarat perbaikan. Betapa terkejutnya dia, ketika satu per satu fraksi: PDIP, PKB, dan Hanura menyatakan mendukung sepenuhnya opsi tersebut. Mereka akan bergabung bersama Demokrat untuk beradu voting dengan opsi kedua pilihan Padahal perhitungannya, ketiga parpol pendukung Jokowi-JK ini seharusnya menolak opsi itu demi lancarnya skenario Demokrat. Benny pun bingung harus bicara apa, untung ada interupsi ... apakah juga bagian dari sandiwara ini?

Sementara itu Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan yang sedang berada di balkon ruang sidang paripurna itu, memantau sidang itu, terus berbicara dengan seseorang di telepon genggamnya. Dari respon dan ekspresinya, kelihatan bahwa yang sedang bicara dengannya itu adalah orang penting dan diseganinya. Orang itu juga pasti punya kaitan sangat erat dengan Demokrat. Kalau tidak demikian, tidak mungkin terjadi percakapan telepon di saat-saat sidang paripurna itu memasuki tahapan-tahapan genting ini. Syarief Hasan kelihatan sangat serius, tegang, dan grogi.

Selesai berbicara dengan orang itu, Syarief Hasan dengan tergesa-gesa menelepon Agus Hermanto, Wakil Ketua Umum Demokrat yang sedang berada di ruang sidang, dengan perintah: harap segera menghadap! Agus berlari-lari menemui Syarief di balkon. Keduanya tampak tegang. Syarief memberi instruksi-instruksi kepada Agus dengan tergesa-gesa, Agus hanya mengangguk-angguk tanpa bicara. Kemudian secepat kilat, dia berlari kembali ke ruang sidang.

Di ruang sidang, Benny K Harman, yang duduk di sebelah Nurhayati Ali Assegaf, bersiap berbicara lagi, setelah terpotong interupsi.

Priyo Budi Santoso lagi-lagi menyatakan hanya ada dua opsi, menolak opsi ketiga Demokrat itu. PDIP menolak, mendesak Priyo agar menyertakan juga opsi ketiga itu. Akhirnya Priyo mengalah, opsi ketiga akan disertakan juga dalam voting. Kemudian menyilakan Benny melanjutkan bicaranya.

Agus Hermanto terlihat setengah berlari menghampiri Benny, yang sudah menyalakan mikrofonnya. Ia berbisik, yang direspon Benny dengan anggukan kepala. Maka, dengan kalimat yang terukur Benny pernyataan yang kemudian menghebohkan jagat politik nasional: “Demokrat memutuskan menjadi kekuatan penyeimbang. Karena itu, kami bersikap netral dan walkout dari ruang sidang.”

Giliran PDIP, PKB, dan Hanura yang melongo, sedangkan KMP bersorak-sorak gembira memberi semangat kepada pahlawan mereka itu. Koalisi pendukung Jokowi-JK itu tentu saja terheran-heran seperti juga publik se-Indonesia, kenapa Demokrat justru walkout ketika didukung tiga parpol tersebut.

Pernyataan sikap dari PDIP, yang mengaku kaget dan menyesali tindakan walkout Demokrat, padahal mereka sudah mendukung opsi ketiga itu, terdengar ditertawakan anggota fraksi dari KMP. Seperti yang dinyatakan oleh Sekjen PPP, M. Romahurmuziy, rupanya aksi walkout Demokrat itu sudah dirancang sebelumnya bersama KMP sebelum sidang dimulai. Jadi, di parelemen, rupanya PDIP bersama PKB dan Hanura, hanya dipermainkan Demokrat yang berpura-pura mendukung pilkada langsung, mereka baru sadar, setelah terlambat, itulah yang mengundang tawa dari KMP.

Sidang paripurna dilanjutkan dengan voting, opsi pertama: pilkada langsung oleh rakyat, atau opsi kedua: pilkada melaui DPRD. Opsi kedua menang dengan telak. “Tok, tok, tok!” Priyo mengetok palunya tanda sidang paripurna selesai.

Kamis (25/9/2014) – waktu di Washington DC, Amerika Serikat:

Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga Presiden, Soesilo Bambang Yudhoyono alias SBY mengadakan konferensi pers khusus untuk menyatakan sikapnya terhadap kemenangan pilkada melalui DPRD itu. Dengan mimik sedih dan tegang, dia bilang, dia sangat kecewa dengan menangnya pilkada tidak langsung itu. Karena sejak awal dia sangat mendukung pilkada langsung oleh rakyat. Meskipun semua orang tahu justru dia adalah inisiator pertama untuk mengubah UU Pilkada dari langsung menjadi tidak langsung, sejak 2012.

“Saya kecewa dengan hasil proses politik yang ada di DPR RI, meskipun saya menghormati proses itu sebagai seorang demokrat, sekali lagi saya kecewa dengan proses dan hasil yang ada," kata SBY.

Ia mengaku kecewa karena usul Partai Demokrat di DPR, untuk membuka opsi pemilihan langsung dengan 10 syarat agar tidak ada ekses negatif dalam pelaksanaan Pilkada langsung, tetapi ditolak oleh fraksi-fraksi lain di DPR. “Tidak ada satu pun fraksi yang mendukung, saya sangat kecewa,” tegas SBY.

SBY tidak tahu, atau lupa, bahwa sidang paripurna itu diliput wartawan, dan juga disiarkan langsung, sehingga semua rakyat Indonesia bisa menyaksikan sendiri apa yang sedang terjadi di sidang paripurna itu.

Mereka yang menonton siaran langsung itu, termasuk saya,  tentu sangat terheran-heran dengan pernyataan SBY tentang tidak ada satu pun fraksi yang mendukung opsi ketiga Demokrat itu, karena  semua menyaksikan sendiri, jelas-jelas PDIP, PKB, dan Hanura menyatakan mendukung opsi ketiga itu. Bagaimana bisa SBY yang tidak menyaksikan langsung, menyatakan yang sebaliknya?

Pernyataan dan sikap SBY dari Washington itu pun sangat aneh, karena di dalam pernyataan itu dia mengatakan tidak ada jalan lain, karena tidak ada satu pun fraksi yang mendukung, maka parpol-nya melakukan walkout. Tetapi, kemudian marah dengan aksi walkout tanpa seizinnya itu. Perintahnya: Usut siapa yang bertanggung jawab atas aksi walkout tersebut, dan jatuhkan sanksi yang berat!

"Dari Washington AS, SBY selaku Ketua Umum PD telah memerintahkan Dewan Kehormatan partai untuk segera memeriksa dan mengusut tuntas siapa yang menjadi dalang dari drama/tragedi politik memalukan dan mengomandoi walkout kader PD pada sidang paripurna DPR di Senayan," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, Jumat (26/9/2014).

"Dan menjatuhkan sanksi seberat-beratnya. Segera DK PD akan melaksanakan perintah ketua umum tersebut," terang Amir Sayamsuddin.

Amir mengaku, apa yang dilakukan Fraksi Demokrat sungguh mencengangkan. Semestinya dilakukan diskusi dan perundingan untuk pemantapan sikap fraksi setelah pimpinan DPR mencabut ketok palu soal opsi RUU Pilkada. Tambah lagi, PDIP sudah menerima opsi Demokrat. Karena PD walkout ini, koalisi merah putih menang dan Pilkada kini dipilih DPRD.

"Semestinya saat itu, dimulai debat dan dengan serius melakukan lobi. Ini tiba-tiba muncul WO," tegas Amir.

Majalah Tempo edisi 29 September-5 Oktober 2014 menulis, menurut seorang politikus Demokrat, gong dari seluruh skenario itu adalah komunikasi Syarief Hasan dengan SBY yang diteruskan Agus Hermanto kepada Benny K Harman di menit-menit akhir, saat Benny terkejut koalisi fraksi pendukung Jokowi-JK malah mendukung opsi ketiganya itu. Jadi, ternyata orang penting yang berbicara dengan Syarief Hasan melalui ponselnya di balkon ruang sidang paripurna itu adalah dengan sang Ketua Umum, SBY! Ternyata, SBY sendirlah yang memrintahkan walkout itu!

Ini sesuai dengan apa yang diakui oleh Juru Bicara Demokrat, Ruhut Sitompul, bahwa dia ukut walkout karena diperintah oleh Nurhayati Ali Assegaf. Menurutnya, Nurhayati bilang kepadanya, semua harus walkout atas perintah langsung dari SBY.

Senin dan Selasa, 29 dan 30 September 2014:

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua pun ikut membuat pernyataan, menyokong pernyataan Amir Syamsuddin tersebut di atas. Katanya, orang yang paling bertanggung jawab atas aksi walkout tersebut adalah Ketua Fraksi, yaitu Nurhayati Ali Assegaf.

"Kalau memang nanti ada (sanksi), ya itu sebuah tanggung jawab dari pemimpin. Pemimpin adalah pribadi yang siap dikorbankan, itulah filosofi pemimpin. Tidak bisa melepaskan tanggung jawab," kata Max Sopacua di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (30/9/2014).

Nurhayati Ali Assegaf pun pasang badan, menyatakan bertanggung jawab atas aksi walkout Demokrat tersebut, serta kata dia, itu semua inisiatifnya sendiri, bukan perintah dari SBY.

"Saya sama sekali tidak menerima SMS dari SBY," katanya. Nurhayati bilang, keputusan walkout ia ambil setelah melihat situasi dalam rapat paripurna. Fraksi Partai Demokrat merasa 10 syarat perbaikan mekanisme pilkada langsung yang diajukan sebagai opsi ketiga tidak mendapat dukungan. Akhirnya, fraksinya memilih untuk walkout. Sama dengan SBY, dia berkata begini, seolah-olah tidak ada orang lain, termasuk penonton yang menyaksikan sendiri kejadian sebenarnya lewat televisi.

"Saya sebagai pimpinan fraksi, masa saya tidak berani mengambil keputusan. Apa gunanya saya dijadikan pimpinan fraksi, ketua fraksi, kalau saya tidak berani mengambil keputusan," katanya. Dia bersedia menerima sanksi jika memang harus demikian.

Padahal, seperti yang dinyatakan oleh politisi Demokrat, Gede Pasek Suardika, seharusnya yang paling bertanggung jawab adalah Syarief Hasan,. Karena sebagai Ketua Harian Demokrat, dia merupakan komandan tertinggi yang mewakili para anggota dalam sidang paripurna pada hari itu.

"Saya kira ini sikap yang tidak jantan dari seorang pemimpin," kata Pasek.

Pasang badannya Nurhayati ini rupanya ada imbalannya ....

Senin, 6 Oktober 2014: “Sanksi yang sangat tegas” kepada Nur Ali Assegaf itu pun diumumkan Demokrat ...

Ternyata, yang dimaksud SBY dan Demokrat dengan “sanksi yang sangat tegas” kepada Nurhayati Ali Assegaf itu adalah dia diajukan kepada KMP sebagai calon Ketua MPR dari Partai Demokrat! Demikian yang diumumkan oleh Ketua Harian Demokrat, Syarief Hasan.

"Saya bukan calon kuat ketua MPR. Saya urus partai saja. Semua tergantung Pak SBY (Ketua Umum DPP PD Susilo Bambang Yudhoyono)," kata Syarief saat dihubungi Antaranews.com

Syarief juga mengapresiasi langkah partai politik (parpol) yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) untuk memberikan kursi ketua MPR kepada PD (Nur Ali Assegaf).

"Kita apresiasi KMP atas kepercayaannya beri kursi ketua MPR untuk kami (PD/Nurhayati Ali Assegaf)," kata Syarief Hasan.

(Harian Jawa Pos, Selasa, 07/10/2014)

Meskipun sampai saat artikel ini ditayangkan belum terpilih pimpinan MPR, lewat sandiwara SBY dengan Demokrat ini, kita bisa menulai watak macam apa yang dimiliki oleh mereka.

Tak berlebihanlah, jika Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menilai, Partai Demokrat bersama SBY telah mempraktekkan politik minus moral (Jawa Pos, Selasa, 07/10/2014).

14126755921304447930

1412687139403926566

***

Kalimat Bijak:

“Pengkhianatan terbesar adalah pengkhianatan terhadap rakyat, penipuan paling kejam adalah yang dilakukan para pemimpin” (Khalifah Ali bin Thalib).

Artikel terkait:

SBY, “Presiden Terlicik yang Pernah Dimiliki Indonesia

Aktingnya Terbongkar, tetapi SBY Masih Terus Berakting

Rakyat Patah Arang, SBY Berhentilah Bersandiwara

“Perppu” (dengan Tanda Kutip)

“Perppu” SBY demi Bali Democracy Forum, Bukan Demi Rakyat

Sumber berita:

Majalah Tempo edisi 29 September – 5 Oktober 2014

http://nasional.kompas.com/read/2014/09/26/09235001/SBY.Kecewa.dengan.Keputusan.bahwa.Pilkada.lewat.DPRD

http://news.detik.com/read/2014/09/26/083500/2701811/10/sby-perintahkan-usut-dalang-walkout-fraksi-demokrat-di-paripurna-ruu-pilkada

http://nasional.kompas.com/read/2014/09/30/15554471/Max.Sebagai.Pemimpin.Nurhayati.Harus.Siap.Dikorbankan.

http://nasional.kompas.com/read/2014/09/29/13594691/Nurhayati.Mengaku.Putuskan.F-Demokrat.Walk.Out.Tanpa.Instruksi.SBY

http://www.antaranews.com/berita/457193/syarief-hasan-nurhayati-calon-kuat-ketua-mpr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline