Lihat ke Halaman Asli

Kontribusi Forum KTT G20 dalam Arsitektur Kesehatan Global

Diperbarui: 15 November 2022   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Arsitektur kesehatan global menjadi salah satu isu prioritas yang sering menjadi pembahasan belakangan ini. Isu ini menjadi prioritas karena hal ini disebabkan masih berlangsungnya pandemi Covid-19 yang masih berdampak pada perekonomian negara- negara. 

Selain itu, dampak dari adanya ketegangan geopolitik juga menyebabkan terpengaruhnya ketahanan pangan global, karena dengan adanya isu ini secara tidak langsung akan menyebabkan kenaikan harga jikalau distribusi bahan pangan terhambat. 

Sejak Desember 2021, Indonesia telah resmi memegang Presidency G20 pada 2022. Pemerintah Indonesia memiliki tiga isu prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan. 

Prioritas utama dari sektor kesehatan pada Presidency G20 Indonesia yaitu Restructuring the Global Health Architecture. Pada Presidency G20 mendatang, Indonesia akan menguatkan ketahanan kesehatan dunia dan membantu sistem kesehatan global agar lebih inklusif, berkeadilan, dan responsif terhadap krisis. 

Restructuring the Global Health Architecture Structure ini bertujuan untuk penguatan ketahanan kesehatan dunia dan membantu sistem kesehatan global lebih inklusif, berkeadilan, dan responsif terhadap krisis. 

Indonesia diharapkan dapat memaksimalkan keketuaan G20 dan tidak hanya untuk kepentingan negara-negara anggota G20, melainkan juga untuk negara-negara lain di dunia terutama negara-negara berkembang dan miskin. 

Namun upaya ini tidak bisa dilakukan masing-masing negara, melainkan memerlukan kerja sama berkelanjutan antara sektor kesehatan global dan pembuat kebijakan agar dapat mewujudkan arsitektur kesehatan global yang kuat dan tangguh.

Negara Indonesia saat ini sedang menghadapi tiga kali lipat beban berbagai masalah penyakit terutama Covid 19. Adapun, penyakit menular belum teratasi dengan baik serta Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung naik setiap tahunnya. 

Akibatnya kita dapat melihat dari pengeluaran kesehatan Indonesia masih berfokus pada upaya kuratif. Angka Penyakit Tidak Menular (PTM) ini sejak tahun 2010 mulai meningkat. 

Pola makan, pola asuh, pola gerak dan pola makan seperti tinggi kalori, rendah serat, tinggi garam, tinggi gula dan tinggi lemak diikuti gaya hidup sedentary lifestyle, memilih makanan junk food/siap saji, ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, stress dan kurangnya istirahat memicu timbulnya penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, obesitas, kanker, jantung, dan hiperkolesterol dikalangan Masyarakat Indonesia. Maka diperlukannya upaya terus menekan angka kejadian PTM supaya rendah di segi rangka mendorong pencapaian target pembangunan kesehatan. 

Dalam kurun waktu dua dekade terakhir, PTM menjadi penyebab utama dari beban penyakit. Pembiayaan kesehatan sebanyak 23,9% - 25% untuk pengeluaran penyakit katastropik. Pengeluaran katastropik sendiri akan terus meningkat seiring angka PTM meningkat. Empat penyakit katastropik tertinggi yang menjadi isu yaitu jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline