Lihat ke Halaman Asli

Seru Banget! Trekking di Desa Tertua di Bali

Diperbarui: 27 November 2018   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pribadi

Kamu pernah mencoba bicycle atau mountain trekking di Bali? Yap, di pulau Dewata ini memang banyak sekali cara untuk menikmati alam, dan trekking adalah salah satunya. 

Belum lama ini, saya mencoba langsung bagaimana rasanya tur trekking yang ada di Bali, namun trekking yang saya coba kali ini cukup berbeda. 

Bukan menaiki gunung atau melalui hutan belantara dengan sepeda, melainkan menyusuri hamparan sawah yang indah, menyusuri hutan keren, sampai mengunjungi desa tertua yaitu Tenganan.

Sebelum trekking dimulai, saya bertemu dengan Gede, guide dari travel Adventure and Spirit yang saya pakai. 

Gede menjelaskan berbagai informaso tentang jalur yang akan dilalui, sejarah desa, dan peraturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama tur. 

Berkat manner yang baik, dan selera humor yang lucu, membuat perjalanan kali ini semakin seru.

dok pribadi

Tak lama setelah trekking dimulai, saya mulai dimanjakan dengan pemandangan sawah nan hijau yang indah. Perpaduan warna hijau dan biru langit  benar-benar membuat pikiran dan tubuh menjadi sangat relax dan tenang. 

Apalagi angin sepoy-sepoy yang sejuk, tentunya meningkatkan mood. Jika langit sedang cerah, kamu juga berkesempatan untuk melihat gunung agung atau laut di sisi lainnya. Perpaduan keindahan alam yang sangat sempurna.

Meski matahari benar-benar ada di atas kepala kita, tetapi hawa panas tak terlalu terasa karena angin yang cukup sejuk selalu berhembus. 

Jangan khawatir juga jika tenggorokan mulai terasa kering atau butuh istirahat sejenak untuk mengembalikan energi, kita akan berhenti untuk meneguk kelapa segar yang langsung diambil dari pohonnya. Wow! Pengalaman yang tak mungkin didapatkan di kota besar seperti di Jakarta.

dok pribadi

dok pribadi

Setelah segar karena air kelapa, perjalanan kembali dilanjutkan dan kali ini saya dibawa memasuki bagian hutan. Walaupun jalanannya cukup menurun, namun untuk pemula seperti saya sangat teramat aman dan cukup mudah. Di balik pemandangan yang hutan indah, pada tur kali ini saya juga belajar untuk mensyukuri segala hal yang ada di hidup saya. Kenapa? Gede tiba-tiba membawa saya ke salah satu rumah ibu tua yang tinggal sendirian karena suaminya telah meninggal. Gede berkata bahwa dirinya tak ingin menunjukan kemiskinan di sana sehingga orang akan merasa iba, melainkan di titik ini saya diajak untuk bersyukur akan hidup yang diberikan oleh Tuhan. Ibu itu tetap diperhatikan oleh masyarakat sekitar, memiliki makanan, dan air, sehingga dapat dibilang ia tidak miskin, melainkan hanya kurang beruntung.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline