Lihat ke Halaman Asli

Berubah itu Pilihan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Life Cycle:
Sering atau pernah lihat kejadian pengendara motor marah emosi kepada pengemudi mobil?
Atau sebaliknya pengemudi mobil memaki pengendara motor?
Atau sesama pengemudi mobil ribut?

Bila sering atau pernah lihat atau bahkan kita pelakunya, mulai saat ini setelah anda membaca tulisan hati dan pikiran seorang Daniel. Berubahlah!

Tidak sadarkah bahwa Hukum Tabur Tuai itu hukum yang pasti dalam kehidupan. Kita tidak mungkin menabur benih jagung lalu menuai padi. Begitupula kita menabur keburukan tidak mungkin menuai kebaikan.

Pengendara motor suatu waktu akan jadi pengemudi mobil, entah itu mobil sendiri atau orang lain. Dan bila terjadi hal yang sama, maka "life cycle" itu akan terjadi dan terus terjadi berulang.

Mulut dan lidah ini tidak bertulang tapi sekali keluar sesuatu yang jahat itu lebih sakit. Kalau sama-sama emosi? Berantem! Show off! Menang atau kalah sama-sama rugi. Kalau masuk rumah sakit, beruntung punya asuransi, kalau tidak punya pasti menyusahkan keluarga.

Bukan jamannya lelaki itu dibilang jantan dan sejati itu tukang berantem tapi sekarang jamannya berantem dengan waktu, kerja keras dan berjuang demi kebahagian keluarga.
Bingungnya nih kebanyakan laki-laki show off depan wanita. Bagi wanita, apa memang suka lakinya tukang ribut dan berantem sama orang? Bila ada KDRT tidak heran, soalnya diluar sana lakinya sudah tidak ada lawan.

"Lelaki sejati adalah lelaki yang mampu membahagiakan semua wanita yang disayangi dalam keluarganya."#Mario Teguh

Saudaraku yang terkasih, berubahlah!
Tidak menyindir bila tidak ingin disindir,
Tidak menghina bila tidak ingin dihina,
Tidak memukul bila tidak ingin dipukul,

"Lebih baik mantan preman daripada mantan pendeta!"Basuki Tjahja Purnama (ahok)

Ini dalam kalimat ahok, begitu banyak orang yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan agama namun kelakuannya tidak mencerminkan yang mereka ajarkan kepada umat. Justru preman yang bertobatlah, yang lebih mengamalkan nilai-nilai kebaikan agama dalam kehidupannya.

Jaga hati dan pikiranmu dalam kebenaran nilai-nilai agama, tidak apa dipandang rendah manusia namun tinggi dihadapan TUHAN karena siapakah akan jadi lawanmu bila TUHAN jadi pembelamu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline