Pendidikan Biologi, UNJ, Jakarta - Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Jakarta secara rutin melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (P2M) setiap tahunnya. Pandemi virus COVID-19 yang melanda seluruh dunia dan Indonesia saat ini menyebabkan kegiatan P2M pada tahun ini dilakukan melalui rangkaian webinar series.
Sebanyak 5 seri webinar dilakukan pada bulan Agustus 2021 dengan mengangkat tema besar "Pembelajaran IPA di Era Digital". Kegiatan melibatkan 14 orang dosen pendidikan biologi sebagai narasumber yang ahli dibidangnya dan lebih dari 100 orang guru yang tergabung dalam MGMP IPA Kabupaten Bekasi sebagai peserta webinar.
Demografi peserta terdiri dari 89,2% perempuan dan 10,8% adala peserta laki-laki. Usia pada kisaran 31-40 tahun merupakan kisaran usia terbanyak sebesar 32,3% dengan masa kerja terbanyak adalah lebih dari 10 tahun masa kerja sebanyak 63,1%. Guru-guru IPA yang hadir dalam kegiatan rata-rata memiliki Pendidikan akhir S1 sebanyak 84,6% dan magister sebanyak 15,4%. Jika melihat dari jumlah peserta yang menghadiri kegiatan dapat dikatakan bahwa kegiatan telah mencapai target peserta yang diharapkan.
Salah satu topik yang dibahas dalam seri webinar ke-3 pada tanggal 14 Agustus 2021 adalah penggunaan Graphics Interchange Format (GIF) sebagai media evaluasi pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa selama pembelajaran daring di rumah. Ide menggunakan GIF. sebagai media evaluasi muncul karena banyaknya keluhan mengenai kurangnya motivasi dan kemandirian siswa selama pembelajaran daring.
Bosan, kurang motivasi dan kurangnya kemandirian belajar siswa di kelas dapat disebabkan oleh kurang variatif dan menyenangkannya pembelajaran yang diberikan oleh guru. Penggunaan GIF sebagai media evaluasi dipercaya dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar sehingga siswa menjadi lebih termotivasi dan mandiri dalam belajar serta memberikan proses belajar yang lebih menyenangkan.
Graphics Interchange Format (GIF) adalah jenis gambar animasi yang dibuat dengan menggabungkan beberapa bagian gambar menjadi satu frame yang kemudian diatur dengan kecepatan tertentu untuk dapat berpindah dari satu bagian ke bagian berikutnya yang menjadikannya terlihat bergerak (Bulbul M, 2015).
Pembuatan GIF dahulu kala mungkin cukup sulit untuk dilakukan, akan tetapi dengan kemajuan teknologi saat ini pembuatan GIF menjadi lebih mudah dan dapat dilakukan tidak hanya oleh guru melainkan juga oleh siswa. Pembuatan GIF yang dilakukan oleh siswa dapat meningkatkan keterlibatan aktif siswa dalam memahami materi pembelajaran karena aktivitas ini merangsang siswa untuk menuangkan pemahaman teori yang didapat menjadi sebuah animasi yang terlihat lebih nyata (Karadogan S, 2004).
Siswa menyatakan bahwa mereka sering menemukan animasi GIF di media sosial tetapi jarang sekali menemukannya sebagai media dalam pembelajaran dan menurut mereka penggunaan GIF dapat membantu pemahaman dalam pembelajaran (Esra, ukru, & Soner, 2017).
Oleh karena itu, penggunaan GIF sebagai media ataupun bentuk penugasan dan evaluasi kepada siswa dipercaya dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Guru sebagai desainer kegiatan pembelajaran perlu untuk memahami penggunaan GIF sebagai media dalam proses dan evaluasi pembelajaran. Sehingga dapat memberikan contoh dan tugas yang tepat kepada siswa. Hal tersebut dilakukan dalam upaya memberikan solusi untuk proses pembelajaran daring yang lebih bervariasi, memotivasi dan menyenangkan.
Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen TASC (Teacher as Social Context) terlihat bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar guru yang dilihat dari peningkatan perspektif guru mengenai cara mereka memberikan pembelajaran. Rata-rata yang diperoleh dari skor instrument TASC peserta pada saat pretest sebesar 2,927 sedangkan pada saat postest sebesar 2,962. Grafik perbandingan antara rata-rata skor pretest dan postest dapat dilihat pada gambar berikut,
Lima belas pernyataan di dalam instrument TASC ini merupakan penjabaran dari tiga indikator utama penilaian motivasi belajar siswa dari perspektif guru. Ketiga indikator itu adalah Teachers' Involvement, Structure, dan Autonomy support.