Lihat ke Halaman Asli

Danial Dwi Purwoko

mengawali menulis

Mapping Desa Dampingan ala Mahasiswa KKN IAI Syarifuddin Lumajang

Diperbarui: 29 Oktober 2021   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Hari Ke 5, Memahami kehidupan masyarakat tidak hanya melalui  wawancara tak terstuktur dan mengikuti ritme kehidupan mereka, melainkan dengan banyak metode yang dilakukan. Apalagi untuk memahami permasalahan yang ada di masayarakat, kami dibekali beberapa teori di bangku kuliah. Salah satu metodenya dengan membuat peta lokasi pendampingan (Mapping). Adanya peta ini memudahkan mahasiswa KKN untuk memahami lebih lanjut permasalahan yang ada di masyarakat.

Seperti mapping yang dilakukan oleh kelompok yang mendampingi dusun Krajan II. Mereka bersama tokoh masyarakat membuat peta... kemudian semakin mudah mengenali letak hutan lindung Ranu Bedali atau mengetahui tata letak sekolah-sekolah yang ada. Selain itu dalam prroses pembuatan peta ini, teman-teman mendapatkan informasi baru seperti; pendidikan di dusun Krajan II lebih tinggi dibanding dusun lainnya, meskipun masih tidak ada kesadaran akan kebersihan lingkungan. Di sisi lain, masyarakat tidak bisa memaksimalkan hasil pertanian padahal banyak hasil pertanian yang bisa diolah.

Teman-teman di dusun Guntoran juga melakukan mapping bersama masyarakat. Dari mapping tersebut teman-teman mahasiswa dimudahkan untuk mengetahui batas-batasan dusun, tempat-tempat umum dan juga rumah-rumah tokoh masyarakat. Dibanding sebelumnya, teman-teman yang dibagi di dusun ini pernah tersesat dan harus tanya sana-sini untuk mencari rumah kepala dusun, RT maupun RW.

Dusun gunung Cilik masih melakukan riset dengan mendatangi beberapa rumah masyarakat. Seperti dusun Guntorann, masalah yang ada tidak jauh dari akses jalan dan penerangan. Bahkan di tengah perjalanan tidak jarang teman-teman bertemu dengan pelajar SD yang mengendarai motor untuk berangkat sekolah karena karena akses jalan yang sulit dan jarak yang cukup jauh.

Setelah berkeliling ke tiga dusun, anggota putri mendapat ajakan mengikuti majlis muslimat. Bersama Ibu Luluk, teman-teman berkenalan dengan ibu-ibu di majlis. Mereka juga diminta memimpin tahlil dan diba'i.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline