Terasingkan dari bahagianya kebersamaan,
Memilih diam tanpa kata dan mencoba menelan getir kesendirian, terombang-ambing dalam harapan dan aku terpedaya oleh kisah penuh resah.
Aku yang sedang menggenggam waktu, hingga menuju senja dalam kesendirian, ternyata hanya menghela nafas lelah sendiri, kemana semua perginya harapanku, mereka menertawakan ku sebelum hilang.
Seketika semua senyap tanpa suara ketika aku berteriak rindu,
Runtuh sudah semangat satu demi satu,
Lalu aku semakin menuju hening takdirku.
Ada rintik paling sedih, menetes semakin deras hingga membasahi pipiku, wajar saja jika aku menggigil dan merintih, saat aku sadari saat ini tidak ada lagi yang perduli dengan hidupku, selain Tuhanku.
Daniaji
Indramayu, 3 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H