Lihat ke Halaman Asli

Hildan Ramdan

Driver online

Salahkah Menepati Janji

Diperbarui: 24 Maret 2024   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Terkadang aku heran dengan dirimu, dahulu sebelum ku kenal dengan mu. aku tau dalam lubuk hatimu, kamu mempertanyakan kenapa laki-laki tak bisa menepati janji-janjinya yang terucap. dan disaat kamu di pertemukan dengan seseorang yang ingin menepati janji-janji yang terucap. kamu seolah tak menghargainya, bahkan mengabaikannya. sebegitu rendah kah kewarasanmu ?

bahkan dulu, terbesit dalam hatimu. kenapa lelaki tidak ada yang tulus di dunia ini. namun faktanya, setelah kamu di pertemukan dengan seseorang yang tulus. kamu justru tak menghargainya, bahkan cendrung menganggap tidak ada. apa tingkat kesadaranmu hanya segitu?

dulu juga sebelum kamu bertemu denganku, aku tau kamu pernah terbesit dalam hati dan pikiranmu. kenapa lelaki hanya bisa berbohong dan mempermainkan perasaan wanita. namun apakah kamu sadar, saat kamu bersamaku? sudah terlalu banyak hal kamu membohogiku dan mempermainkanku. bahkan kamu sampai tega menduakanku. apakah hanya segitu tingkat ke dewasaanmu?

mungkin suatu saat, kamu akan merasakan penyesalan yang amat dalam. jika aku benar-benar sepenuhnya pergi.

aku memang tak seperti lelaki lain, yang memiliki kesempurnaan fisik, yang memiliki harta. namun perlu kamu tau, tidak bakal ada lelaki yang sama seperti diriku.

aku juga tau laki-laki yang bersamamu saat ini, walau aku belumpernah bertemu atau tau media sosialnya. dia tidak jauh berbeda dengan yang dulu, menjadikan wanita hanya objek. bahkan dia ada penyakit laki-laki. ku tidak memberitahumu karena itu percuma. aku tak pernah kamu anggap ada. kamu hanya menjadikan ku tempat singgah bukan tempat tinggal.

kini aku akui, seseorang yang tak pernah cukup dengan 1 laki-laki, mau di beri beribu-ribu maaf dan kesempatan, itu hanya akan membuang-buang waktu dan membuat hatiku semakin terluka.

saat ini aku sudah blok semua akses untuk menghubungimu, dari wa, tele, tiktok, gojek, bahkan telepon/sms biasa. karena aku tak ingin rasa cinta ku yang besar membujukku untuk menghubungi mu.

terima kasih pernah memberikan sesuatu yang belum pernah kurasakan tentang wanita.

selamat tinggal Neng.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline