Lihat ke Halaman Asli

Tujuan Pernikahan dan Pernikahan sebagai Perjanjian (Covenant)

Diperbarui: 11 Mei 2019   14:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahan Konseling Pra Nikah 

Tujuan Tuhan dalam Pernikahan, Pernikahan sebagai Perjanjian (Covenant)
By : 

Petrus & Debby

TUJUAN TUHAN DALAM PERNIKAHAN

Pernikahan merupakan ide Tuhan

TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya,  yang sepadan dengan dia. Kejadian 2 : 18

Ide ini muncul bukan karena Adam sendiri atau kesepian. Hal ini semata-mata untuk menolong Adam menjadi lebih efektif dalam memainkan peranannya sebagai gambar Allah.

Lembaga pernikahan dibangun bukan berdasarkan perasaan cinta yang ada dalam diri manusia, melainkan apa yang dirasakan oleh Allah.  Waktu Adam diciptakan, tentu Hawa belum ada, sehingga tidaklah mungkin bagi Adam untuk memiliki getaran cinta atau gelora asmara terhadap Hawa. Lalu bagaimana kita mengenali bahwa rasa yang kita miliki adalah rasa yang berasal dari Tuhan? (Kita akan sama-sama diskusi pada pertemuan selanjutnya.)

Pernikahan juga tidak dibangun berdasarkan standar atau kriteria dari Adam. Mengapa? Sebab IA yang menciptakan Adam, IA pula yang memiliki standar dan kriteria. IA jauh lebih paham tentang wanita seperti yang akan disiapkan bagi Adam. Benar, bukan?

Percaya atau tidak, bahwa pernikahan yang dibangun atas dasar rasa, standar atau kriteria yang dimiliki manusia hanya akan membawa petaka. Bukan penolong yang akan didapatkan kaum Adam melainkan penodong.

Bagaimana kita memaknai kata sepadan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline