Lihat ke Halaman Asli

Dua Sisi Perkembangan Musik Digital

Diperbarui: 24 Maret 2023   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkembangan zaman sangatlah membantu setiap orang di belahan dunia mana pun dan di bidang apa pun. Namun, tidak sedikit perkembangan-perkembangan ini menjadi hal yang negatif bagi sebagian pihak di beberapa bidang contohnya saja pada bidang sosial dimana perkembangan zaman ini membuat banyak orang tidak perlu berinteraksi secara tatap muka, melainkan dapat dilakukan hanya dengan ponsel mereka secara virtual. Begitu pula halnya pada aspek bidang permusikan di dunia ini. Lantas apa arti dari musik digital itu tersendiri?

Menurut Iwan Gunawan seorang seniman dan juga komponis asal Kota Bandung yang sudah malang melintang mempertunjukkan karya seni nya di berbagai negara khususnya di eropa, "Digitalisasi adalah suatu alat yang bisa diukur secara pasti, seperti jam digital yang dapat diukur secara langsung mendetail hingga ke menit bahkan detik, di dalam teknologi musik pun sama, karena sebelum era digital disadari bahwa dalam musik terdapat hal-hal yang bisa diukur, salah satu konsep digitalisasi adalah merasakan hal-hal yang dapat diukur jadi segala sesuatunya sangat transaparan.

Contoh kasus jika kita menyanyi dengan mikrofon kita belum tentu tahu itu ada pada nada apa tapi ketika sudah ditransformasi melalui digital kita akan mengetahui informasi secara pasti. Oleh karena itu pada konsep musik digital selalu mengandung prinsip ADDA (Analog to Digital, Digital to Analog) seperti saat berbicara menggunakan mikrofon itu masih analog karena kita belum tahu ritme, kontur ritme dan nada yang saya gunakan juga saya tidak tahu, namun jika saya rekam disini akan muncul data yang terukur, kemudian jika kita dengarkan menggunakan speaker akan kembali menjadi analog, itu menurut saya merupakan prinsip paling dasar memahami musik digital." Begitu jawabnya saat saya menyambangi kediamannya pada Jumat, 17 Maret 2023 lalu.

Memang pengukuran ini sangat membantu banyak orang khususnya seniman dan musisi yang dapat mengetahui hitungan-hitungan pada permusikan yang sangat sulit didapat jika menggunakan sistem manual dan dengan adanya musik digital ini tersendiri dapat membawa perubahan dan kemudahan bagi para seniman dan musisi dimana mereka dapat mengetahui perhitungan secara pasti dan detail hingga ke titik koma nya.

Di sisi lain saya juga merasa penasaran terhadap apa tanggapan seorang komponis satu ini mengenai perkembangan teknologi di dunia musik khususnya musik digital, dan menurutnya "Perkembangan teknologi musik sekarang lebih mengarah ke perkembangan hardware dan software, jadi bagaimana teknologi ini menjadi sebuah tools didalam berkreativitas musik, tetapi musiknya belum tentu menjadi sesuatu yang uptodate terkadang banyak orang yang melakukan recycle dari sisi artistik, misalnya dia menggarap musik yang sudah masa lampau tapi dikemas dalam berbagai era digital yaitu yang menggunakan hardware dan software. Saking pesatnya perkembangan hardware dan software saling susul-menyusul walaupun terkadang perkembangan software lebih sering berubah seperti update tiap beberapa saat.

Saya kira semua hardware dan software diciptakan sebagai tools agar orang-orang bisa berkreasi musik lebih efektif dan efisien."

Tanggapannya tersebut sangatlah benar dan dapat dipahami oleh para penikmat musik dan teknologi di bidang musik, namun seperti yang saya bilang di awal bahwa teknologi tidak terlepas dari dampak positif dan negatif.

Lantas menurut Iwan Gunawan apa dampak positif perkembangan teknologi di dunia musik,

Pekerjaan semakin efisien merupakan salah satu dampak positif dari perkembangan teknologi di dunia musik menurut Iwan Gunawan, hal itu sangat dirasakan olehnya yang sudah malang melintang di dunia permusikan sejak lama, sehingga ia merasakan masa-masa transisi musik analog ke digital, ia pun menceritakan contoh kasus dimana para komponis-komponis pada zaman dahulu sebelum era musik digital itu sebelum membuat suatu karya mereka harus mengeksplorasi dulu dengan batasan-batasan ingatan manusia itu tersendiri, karena pengetahuan mengenai alat musik di zaman itu tidak mudah didapatkan seperti saat ini, jadi seorang komponis harus mencari dan meneliti bagaimana suara dari alat musik yang mungkin akan ia gunakan untuk karya nya. Oleh karena itu diperlukan notasi untuk merekam gagasan-gagasan para komponis tersebut, walaupun wujud notasi itu sendiri masih abstrak hanya sebagai konsep perencanaan yang terkadang bunyi nya tidak 100% bisa diprediksi.

Selanjutnya untuk mewujudkan musik itu sendiri dibutuhkan waktu yang lama seperti harus mengetahui jenis-jenis alat musik yang tentunya akan dimainkan, mengumpulkan orang-orang untuk memainkan alat musik yang diinginkan, kemudian berlatih bersama, dan terakhir mentransformasikan gagasan tersebut kepada pemain musik tersebut dan proses lama tersebut sangat dibutuhkan hingga akhirnya rampung.

Saat ini Iwan Gunawan menyatakan bahwa ia dapat membuat komposisi tanpa adanya pemain dan ia juga tidak perlu betul-betul lama berkontemplasi untuk membuat sebuah komposisi, ia hanya perlu langsung mencoba mengorganize bahan-bahan yang sudah ada pada software kemudian direkayasa dan semua dapat terkontrol dengan baik sebagaimana John Cage mengatakan "Musik itu intinya mengorganisasi bunyi". Persoalan gagasan tersebut betul-betul baru atau pun lama tidak menjadi masalah, tapi seberapa jauh ia mampu mengorganisir semua materi musikal itu sehingga akhirnya mewujudkan sesuatu yang kreatif. Contoh kasus jika saya menulis sesuatu membuat data dengan hanya mengetik menggunakan komputer akan lebih lambat daripada saya langsung merekamnya, jadi hardware dan software harus selaras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline