Perseturuan Thomas Doll dan Shin Tae Yong berdasarkan sudut pandang Filsafat dan Etika Komunikasi.
Perselisihan antara Shin Tae-yong (STY) dan Thomas Doll berawal dari masalah pemanggilan pemain untuk pemusatan latihan (TC) Timnas Indonesia U-20 pada awal tahun 2023.
Berikut beberapa poin yang menjadi akar perselisihan:
- Pemanggilan 9 pemain Persija: STY memanggil 9 pemain Persija untuk TC jangka panjang Timnas Indonesia U-20.expand_more Hal ini membuat Thomas Doll geram karena pemain-pemain tersebut dibutuhkan Persija untuk mengarungi Liga 1.
- Metode latihan STY: Thomas Doll mengkritik metode latihan STY yang dinilainya kurang efektif untuk pemain muda.expand_more Menurutnya, TC jangka panjang tidak ideal dan pemain muda lebih membutuhkan jam terbang di kompetisi.expand_more
- Kurangnya komunikasi: Thomas Doll merasa PSSI dan STY tidak pernah berkomunikasi dengannya secara baik mengenai pemanggilan pemain. Ia merasa tidak dihormati dan keputusannya tidak dipertimbangkan.
- Pernyataan-pernyataan pedas: Kedua pelatih ini saling melontarkan pernyataan pedas di media massa, yang semakin memperkeruh suasana.
Perseteruan ini sempat memanas dan menjadi perbincangan publik. Namun, pada akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara damai.
Berikut beberapa poin penyelesaian perselisihan:
- Pertemuan antara STY dan Thomas Doll: Kedua pelatih bertemu dan berdiskusi untuk mencari solusi terbaik.
- Komunikasi yang lebih baik: PSSI berjanji untuk meningkatkan komunikasi antara timnas dan klub-klub, termasuk Persija.
- Penegasan regulasi pemanggilan pemain: PSSI menegaskan regulasi pemanggilan pemain timnas dan akan berusaha untuk meminimalisir konflik di masa depan.
Meskipun perselisihan ini telah mereda, namun masih ada beberapa pihak yang belum puas dengan penyelesaiannya.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi PSSI, STY, dan klub-klub untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi agar tercipta hubungan yang lebih harmonis dan sepak bola Indonesia dapat berkembang.
Perselisihan ini disorot karena tidak hanya berdampak pada performa timnas dan Persija, tetapi juga dinilai tidak mencerminkan etika komunikasi yang baik.
Berikut analisis perselisihan STY dan Thomas Doll berdasarkan etika komunikasi: