Belum lama ini, publik telah digegerkan oleh laporan meninggalnya tiga pasien anak dengan rentang usia di bawah 11 tahun pengidap Hepatitis akut di RS Cipto Mangunkusumo. Tidak hanya terjadi di Indonesia, WHO (World Health Organization) telah menerima laporan mengenai dugaan Hepatitis akut pada anak-anak sebanyak 650 laporan dari 33 negara, dengan tambahan 99 kasus yang belum diklasifikasi.
Hepatitis akut 'misterius' penyebab total sembilan kematian ini diduga merupakan dampak dari vaksinasi Covid-19.
Adenovirus, salah satu kelompok virus yang digunakan dalam pembuatan vaksin Covid-19 menjadi tersangka utama naiknya angka pengidap Hepatitis akut pada anak-anak. Meski belum ada bukti yang menyatakan bahwa vaksin Covid-19 dan Hepatitis akut pada anak memiliki hubungan, masyarakat beranggapan bahwa Adenovirus-lah penyebab dari meningkatnya kasus Hepatitis akut 'misterius' pada anak.
Adenovirus sendiri adalah kelompok virus penyebab infeksi saluran pernapasan atas, saluran pencernaan, mata, hingga sistem saraf. Vektor dari Adenovirus juga beberapa kali digunakan dalam pembuatan vaksin Covid-19 'AstraZeneca' dan 'Johnson Johnson' karena telah terbukti menghasilkan respon imun yang kuat.
Berdasarkan laporan CDC (Center for Disease Control and Prevention) pada 6 Mei 2022, ditemukan Adenovirus tipe 41 pada lima spesimen darah dari lima pasien anak yang dirawat di Alabama. Umumnya, gejala yang timbul diakibatkan Adenovirus tipe 41 adalah gastroenteritis akut pediatrik, seperti diare, muntah dan demam, sering juga diselingi gejala pernapasan.
Namun faktanya, Adenovirus tipe 41 yang ditemukan pada spesimen darah penderita Hepatitis akut, berbeda dengan yang digunakan untuk vaksin Covid-19. Adenovirus tipe 41 utamanya menyebar melalui tinja-mulut dan umumnya mempengaruhi usus.
Dalam laporannya, CDC menyatakan Adenovirus tipe 41 kemungkinan adalah kontributor infeksi hati yang tidak diketahui di antara anak-anak yang sehat. Namun, CDC juga menyatakan bahwa hubungan antara keduanya masih memerlukan investigasi lanjut.
Walau terdapat Adenovirus dalam vaksin Covid-19 'AstraZeneca' dan 'Johnson Johnson' dengan spesimen pasien Hepatitis, namun terdapat perbedaan signifikan di dalamnya.
Adenovirus dalam AstraZeneca adalah jenis vaksin vektor virus yang memanfaatkan Adneovirus simpanse yang dilemahkan segingga tidak berbahaya. AstraZeneca menjadikan Adenovirus sebagai wadah dari potongan DNA yang berasal dari spike protein virus Covid-19, yang nantinya akan dikirim ke dalam nukleus sel.
Di dalam nukleus, DNA virus Covid-19 diproses untuk menghasilkan mRNA. mRNA ini nantinya akan keluar dari nukleus menuju sitoplasma dan akan diproses oleh ribosom. Proses ini menghasilkan spike protein yang akhirnya dikenali oleh sistem kekebalan tubuh dan mulai membuat antibodi. Sementara, Adenovirus tipe 41 pada pasien Hepatitis adalah virus yang menyebabkan sakit.
Ketidakpastian hubungan antara vaksin Covid-19 dan Hepatitis juga terlihat dari kematian ketiga anak pengidap Hepatitis akut 'misterius' yang memiliki status vaksinasi Covid-19 yang berbeda.