Lihat ke Halaman Asli

danela nw

Mahasiswa

Pagelaran Wayang Orang Museum Sonobudoyo Visualisasi Kepahlawanan Para Satria Mahabarata

Diperbarui: 3 Oktober 2024   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabu Bakah yang gemar menyantap daging manusia sumber : dokumentasi pribadi

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak Museum dengan berbagai sajian history didalamnya. Museum Sonobudoyo merupakan salah satu museum di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyajikan kebudayaan khususnya bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Museum yang diresmikan pada 1935 tahun Masehi ini tidak hanya menyajikan barang-barang koleksi bersejarah namun juga menyajikan berbagai pertunjukkan kesenian yang salah satunya adalah Pagelaran Wayang Orang.

Wayang Orang adalah program baru yang dilaksanakan oleh Museum Sonobudoyo untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan sebagai atraksi pendukung koleksi. Pagelaran Wayang Orang yang di setiap pertunjukannya mengangkat cerita Mahabarata, pertama kali digelar pada 4 Mei 2022. Hingga saat ini, pertunjukkan masih terus digelar setiap hari Rabu dan Kamis pada pukul 20.00 - 21.15 WIB di Pendopo Timur Museum Sonobudoyo dengan tarif sebesar Rp20.000,00 untuk wisatawan domestik dan Rp50.000,00 untuk wisatawan mancanegara.

Mungkin masih banyak orang berpikir bahwa pertunjukkan kesenian apalagi kesenian wayang akan terkesan membosankan bahkan mengantuk jika menonton berlama-lama. Tetapi, berbeda dengan Museum Sonobudoyo yang menyajikan pertunjukkan dengan sangat apik dan bisa membuat penonton terhibur. Pagelaran Wayang Orang tidak hanya menunjukkan jalan cerita melalui musik gamelan sebagai pengiring, dialog bahasa jawa dan melalui drama tarian, namun diselingi candaan serta interaksi yang seru dan menyenangkan dengan penonton sehingga penonton tidak akan merasa bosan.

"Keren sih, apalagi aku sebagai pendatang ke Jogja, jadi pengalaman baru banget buat aku liat Pertunjukkan Wayang Orang. Ku kira bakal kaya jadul ngebosenin gitu ternyata engga," ujar Talitha.

Selain itu, Museum Sonobudoyo sangat memahami bahwa penonton bukan hanya berasal dari Jawa melainkan banyak wisatawan dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta bahkan macanegara yang tidak semuanya bisa mengerti dan memahami bahasa Jawa. Oleh karena itu, setiap pertunjukkan akan dimulai, Master of Ceremony akan membukan pertunjukkan menggunakan tiga bahasa yaitu Jawa, Indonesia dan Inggris. Penonton juga diberikan sebuah pamflet yang berisikan jalan cerita yang akan dipertunjukkan dalam bahasa Indonesia sehingga penonton bisa membaca terlebih dahulu agar memahami jalan cerita yang dipertunjukkan.\

Melalui Pagelaran Wayang Orang ini, Museum Sonobudoyo ingin mengajak para wisatawan untuk datang ke Museum dengan hastagnya #AyoKeSonobudoyo agar kebudayaan tidak luntur dimakan oleh zaman dan tetap lestari dari masa ke masa. Museum Sonobudoyo juga ingin agar masyarakat mengetahui bagaimana perbuatan kepahlawanan yang telah para satria lakukan pada zaman Mahabarata sehingga masyarakat memiliki pandangan lain tentang museum selain sebagai penyimpanan barang koleksi bersejarah tetapi juga sebagai visualisasi cerita bersejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline