Lihat ke Halaman Asli

Dandung Nurhono

Petani kopi dan literasi

Perjalanan Telah Sampai

Diperbarui: 2 Januari 2024   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

Perjalanan Telah Sampai

Tak pernah paham ia pada apa yang ditangkap mata
Tak pernah hirau ia pada apa yang didengar telinga
Hanya pada kata hati ia turut kaki melangkah
Sambil mendorong keranda dan menggenggam seuntai bunga
Ia menuju pemakaman yang senyap dan gelap
Langkah kakinya amat berat tinggalkan jejak-jejak keramat
Udara terasa sangat dingin mengusap seluruh tubuh
Meliuk-liuk gemulai asap dupa menyusuri jalan setapak
Do'a seharum melati dan kenanga melambung membuka langit

Setiap langkah tak pernah sekali pun ia bertanya
Tentang misteri perjalanan yang penuh hikmat ini
Berdiri di antara petak-petak gundukan tanah kuburan
Berjajar pucat masai nisan-nisan di pusara
Tanah coklat dan hangat disiram air mata
Semua diam dan berhenti tak bergerak
Sepertinya perjalanan ini akan berakhir
Bahkan anjing penunggu makam hanya termangu heran
Apakah ini batas kehidupan ?

Setelah menempuh perjalanan menurun dan mendaki
Menelururi lekuk liku di urat nadi
Pada akhirnya ada begitu banyak daun-daun gugur
Tergolek di tanah lalu kering tak berdaya
Pasrah ditiup angin ke mana hendak dibawa
Lalu terhenti di perut bumi yang fana
Betapa perjalanan ini begitu cepat dan samar
Hingga semua berhenti dan diam pada akhirnya
Karena, perjalanan telah sampai
(*)

Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline