Lihat ke Halaman Asli

Dandung Nurhono

Petani kopi dan literasi

Kloter Terakhir

Diperbarui: 16 Juli 2023   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

| Sumber: hajj.garuda-indonesia.com

Kloter Terakhir

(Cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi seorang teman. Libo adalah nama fiktif, mewakili tokoh yang sebenarnya)

Medio 2013, awal perjalanan Libo dan istrinya ke tanah suci.
Dengan niat dan tekad yang kuat, Libo dan istri membuka tabungan haji ke Bank penerima setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Tidak banyak dana setoran awal yang ia serahkan, hanya punya 2,5 juta untuk masing-masing.

Dengan membawa berkas dari Bank, mereka mendaftar haji ke Kantor Kemenag setempat.

Ada getaran yang sangat besar dalam hati Libo, hingga gemetar seluruh tubuhnya. Serasa lepas persendian tulang-tulangnya. Suatu getaran ruhaniyah yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Getaran itu menambah kekuatan batin Libo untuk terus menambah tabungan hajinya, agar dapat segera lunas. Walau tidak seberapa, setiap bulan ia menyisihkan penghasilannya untuk menambah tabungan. Setiap bulan juga ia menerima pesan singkat saldo tabungan.

Libo mempunyai dua anak. Semua laki-laki. Mereka sudah berkeluarga. Anak pertama, bekerja sebagai ASN. Anak kedua, mempunyai usaha konveksi pakaian muslim.

Sosok Libo adalah satu dari jutaan orang yang berpenghasilan tidak banyak. Ia hanyalah seorang tukang jahit kaki lima, yang menempati salah satu sudut pertokoan, di sebuah kota besar di Jawa Barat. Istrinya bekerja sebagai ART berdasarkan panggilan tetangga-tetangga sekitar. Namun memiliki semangat membara untuk menyempurnakan kewajiban agamanya, melaksanakan ibadah haji.

***

Suatu hari, di 2018.
Setelah 5 tahun Libo menabung haji, ia menerima pesan singkat dari Bank dimana ia menitipkan tabungan hajinya. Pesan itu menyatakan tabungan haji Libo telah mencapai 25 juta. Sudah memperoleh porsi haji, dan sudah memenuhi syarat perkiraan biaya haji.

Di hari yang sama, setelah menerima pesan itu, Libo ke Kantor Kemenag setempat. Ia ingin menanyakan perkiraan keberangkatan haji untuk dirinya. Betapa berbahagia ia mendapat informasi bisa berangkat tahun 2020.

Seakan sudah di depan mata, semakin semangat Libo mempersiapkan bekal materi dan ruhani. “Setiap bulan kami terus menabung, agar bisa digunakan untuk bekal.” Kata Libo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline