Lihat ke Halaman Asli

Dandung Nurhono

Petani kopi dan literasi

Ketika Rasulullah Titip Salam

Diperbarui: 29 Maret 2023   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiang-tiang | Foto: Dandung N. (Dok. pribadi)

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Al-Mubarak bin Wadhih, Abu Abdurrahman Al-Handzali. Namun, beliau lebih dikenal dengan namanya “Ibnul Mubarak”. Seorang ulama besar yang senang melakukan perjalanan untuk menimba ilmu, ke Haramain, Syam, Mesir, Irak, Khurasan, dan negara-negara lainnya. Beliau juga berdagang, dengan itu dikenal juga sebagai figur ulama yang kaya raya. Beliau tidak pernah ketinggalan juga melakukan jihat fi sabilillah. Selain itu sejak muda, mulai usia 20 tahun sudah banyak meriwayatkan hadis.

Ibnul Mubarak sangat terkenal sebagai seorang sufi yang mempunyai kisah-kisah yang sangat menarik. Salah satu kisahnya disampaikan oleh Imam Nawawi al-Bantani dalam karyanya Qomi’ut Tughyan menuliskan kisah Abdullah Ibnul Mubarak dengan seorang Majusi atau penyembah api dari Bagdad, Iraq.

Imam Abdullah Bin al-Mubarrak bercerita, pada salah satu musim haji, ketika aku melakukan ibadah haji. Tertidurlah aku di Hijr Ismail. Dalam mimpi aku melihat Rasulullah berkata dengan jelas kepadaku, “Jika engkau kembali ke Baghdad, pergilah ke tempat yang aku pesan. Carilah seseorang bernama Bahram Al-Majusi. Sampaikan salamku kepadanya. Katakan bahwa Allah telah meridhoinya.”

Terbangunlah aku dari tidurku, “Laa haula walaa quwwata illaa billah”. Jangan-jangan ini mimpi dari syetan. Lalu aku berwudhu dan berthawaf, mengelilingi Ka’bah beberapa kali.

Tak lama setelah itu, aku tidur lagi. Tetapi aku bermimpi lagi hal yang sama, terlihat jelas dalam mimpi yang kedua. Bahkan berulang sampai mimpi ke tiga.

Setelah selesai pelaksanaan ibadah haji, pulanglah aku ke Baghdad kembali, dan segera menuju ke tempat sesuai mimpi. Aku pun dapat bertemu dengan Bahram Al-Majusi, seorang pria tua bertubuh besar sekali.

Aku menyapa kepadanya, “Ya Bahram. Salam dari Rasulullah untukmu. Dan Allah telah merodhoi perbuatanmu. Kebajikan apa yang telah kau perbuat itu ?”

Menjawab Bahram Al-Majusi, “Aku telah memberi hutang kepada beberapa orang dengan riba. Menurutku itu perbuatan kebajikan.”

“Bukan. Itu adalah perbuatan haram yang dilarang dalam Agama Muhammad, Islam. Adakah kebajikan lain yang kamu lakukan ?”

“Aku mempunyai empat anak perempuan dan mempunyai empat anak laki-laki tampan. Delapan anak itu saling aku kawinkan.”

“Itu pun haram. Dalam agama Muhammad tidak dibenarkan.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline