Lihat ke Halaman Asli

Dandung Nurhono

Petani kopi dan literasi

Getuk Pisang Kauman Magetan, Legenda Kuliner Unik

Diperbarui: 23 Desember 2022   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Getuk Pisang Kauman Magetan (foto: Ninik/dokumen pribadi)

Ketika pergi keluar kota atau sekedar jalan-jalan melepas penat setelah bekerja, banyak orang mencari kuliner unik, menarik, dan tentunya dengan harga terjangkau untuk bisa dinikmati. 

Di Magetan, sebuah kota kabupaten di kaki gunung Lawu, ada sebuah warung sederhana yang melegenda karena memiliki keunikan pada olahan getuknya yang tak lazim.

Dikatakan tidak lazim karena biasanya getuk dibuat dari singkong, namun warung getuk yang satu ini menyajikan getuk yang dibuat dari pisang, namanya Getuk Pisang. Dari namanya saja orang sudah diajak untuk berimajinasi tentang sensasi rasa yang lain dari biasanya.

Berlokasi tidak jauh dari Masjid Agung Baitussalam Magetan atau alun-alun Magetan, tepatnya di jalan Imam Bonjol No. 12B, Desa Kauman, Kota Magetan, Jawa Timur, terdapat sebuah warung getuk pisang yang menyajikan nuansa kuliner rumahan yang sangat istimewa. Begitu masuk, konsumen langsung dihadapkan dengan tata letak meja kursi ala rumahan yang sederhana, sangat kental dengan suasana keakraban. Lalu sedikit agak ke dalam, konsumen bisa melihat langsung atraksi bagaimana seporsi getuk pisang diracik, untuk disajikan kepada pembeli. Benar-benar terasa nuansa legendnya.

Menilik sejarahnya, warung getuk pisang Kauman ini sudah ada sejak tahun 1962, dirintis oleh bu Soma, hingga sekarang sudah berjalan selama 60 tahun. Satu hal yang menarik ialah getuk pisang tetap dipertahankan sebagai menu unggulan bahkan dijadikan sebagai nama warungnya, yaitu “Getuk Pisang Kauman”.

Bu Soma meninggal tahun 1997, warung diteruskan oleh putranya, mas Gogot, sampai sekarang. Kendati pengelolanya sudah berubah, namun cita rasa getuk pisangnya tidak berubah. Karena untuk urusan pembuatan getuk pisang, langsung dikerjakan sendiri oleh mas Gogot. Kemahirannya membuat getuk pisang diperoleh dari alm. ibunya. Sejak kecil mas Gogot selalu diajak belanja ke pasar dan diajarkan memilih pisang raja yang baik. Lalu diajarkan juga bagaimana cara mengolahnya hingga menjadi getuk pisang yang enak siap saji. Bahkan mas Gogot memahami secara rinci setiap langkah proses pembuatan getuk.

“Untuk mempertahankan cita rasa agar tetap enak, pembuatan getuk pisang ini saya kerjakan sendiri. Bahannya dipilih dari pisang raja yang berkualitas baik.” Kata mas Gogot didampingi mbak Tutik, istrinya.

Selain getuk pisang yang menjadi primadona, warung ini juga menyediakan menu pelengkap yaitu getuk singkong, lopis ketan, dan es dawet.

“Semua makanan di sini, diproduksi tanpa menggunakan bahan pengawet, sehingga hanya bisa bertahan maksimal dua hingga tiga hari sejak dibuat.” Tambah mbak Tutik sambil terus melayani pembeli yang datang silih berganti.

Satu porsi standar berisi getuk pisang, getuk singkong, dan lopis, tapi jika ingin request dengan kombinasi yang lain juga bisa. Untuk mendampingi sajian getuk pisang, biasanya pembeli memesan segelas es dawet yang segar sebagai minuman penutup.

"Getuk pisang ini teksturnya lembut, dengan cita rasa perpaduan antara gurih, manis, dan legit." Ujar seorang pembeli.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline