Lihat ke Halaman Asli

Paragraf dan Diksi

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Paragraf dan Diksi

Laporan merupakan tugas wajib bagi mahasiswa yang belajar Bahasa Indonesia bersama Pak Asep. Setiap minggu kami diharuskan membuat sebuah laporan pertemuan yang di dalamnya memuat materi-materi yang beliau ajarkan. Seperti halnya tugas ini, merupakan laporan pertemuan keempat yang menyajikan dua materi sekaligus, yakni materi paragraf dan diksi

Paragraf adalah bagian bab dalam sebuah karangan, mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru atau alinea (KBBI:15) Berdasarkan isinya paragraf dibedakan menjadi paragraf argumentasi, paragraf deskripsi, paragraf eksposisi, paragraf narasi dan paragraf persuasi.

Paragraf argumentasi berisi argumen ayau pendapat, disertai dengan alas an dan bukti serta diakhiri dengan sebuah kesimpulan. Paragraf deskripsi yaitu paragraf yang menceritakan gambaran fisik suatu benda, manusia, ruang ataupun objek lain. Paragraf eksposisi, didalamnya terdapat uraian, paparan, atau penjelasan tentang sesuatu, untuk menambah pengetahuan pembaca. Jenis ini selain berisi tentang uraian proses, biasanya juga berisi tentang perbandingan. Paragraf narasi yaitu paragraf yang berisi cerita. Bedanya antara paragraf narasi dan paragraf deskripsi adalah jika narasi tokoh-tokoh ceritanya berperan. Sedangkan paragraf persuasi berisi penjelasan tentang sesuatu, dengan tujuan meyakinkan dan mempengaruhi emosi pembaca, sehinggga mau melakukan apa yang disarankan penulis.

Diksi dalam pengertian sehari-hari disebut juga pilihn kata. Pilihan kata atau diksi merupakan aspek yang sangat penting dalam kegiatan berbahasa, karena pilihan kata yang tidak tepat selain dapat menyebabkan ketidakefektifan bahasa yang digunakan, juga dapat mengganggu kejelasan informasi yang disampaikan(Warsiman,2010:26). Selain itu juga menyebabkan rusaknya situasi komunikasi. Sebagai contoh, ungkapan "Diam!", "Saya harap Anda tenang!" Atau kata-kata mati, gugur, wafat, meninggal dan lain-lain. Kata-kata tersebut di atas pada dasarnya mengandung makna yang sama, tetapi dinyatakan dengan kata- kata yang berbeda. Perbedaan pilihan kata inilah yang menimbulkan kesan dan efek yang berbeda pula.(Warsiman, 2010: 27).

Jumlah kata: 280 kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline