Lihat ke Halaman Asli

Balenggang Patah-patah, Partai Demokrat Mau Kemana?

Diperbarui: 13 Agustus 2023   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: instagram.com/pdemokrat

Partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono saat ini diantara 2 koalisi yaitu koalisi Nasdem yang mengusung Anies Baswedan sebagai capresnya dan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capresnya. Setelah sebelumnya menyatakan gabung dengan koalisi yang dibuat Nasdem, namun akhir-akhir ini terlihat mesra dengan mantan rival politiknya yaitu PDIP. Tentu pertemuan antara AHY dan Puan Maharani menjadi persepsi mesranya Demokrat dan PDIP. 

Dua partai besar ini sebelumnya tidak pernah bermesraan seperti saat ini. Pada saat 1 dekade SBY menjadi presiden PDIP konsisten menjadi oposisi pemerintah, begitupun setelahnya kala Joko Widodo menjadi presiden Demokrat menjadi oposisi dari pemerintah.

Setelah perolehan suara Partai Demokrat menurun drastis kala pemerintahan Jokowi berlangsung maka saat ini partai Demokrat harus kembali bergabung dengan koalisi yang kuat untuk meraih kembali jumlah kursi di senayan. Banyak kader terbaik Demokrat keluar dari partai dengan logo Mercy ini, pun dengan dualisme partai yang sebelumnya sempat menggoncang partai pimpinan AHY ini.

Namun keragu-raguan partai Demokrat bukan tanpa alasan, mereka tentu menginginkan kepastian pos strategis yang akan diisi oleh kader partai Demokrat ini termasuk kode-kode partai Demokrat yang menginginkan AHY mendampingi salah satu capres. Kode Partai Demokrat memang tersirat namun dapat dibaca sebagai langkah menentukan posisi pasti partai Demokrat masuk ke koalisi. Sejatinya partai Demokrat tidak sebesar dulu, memang terlalu muluk jika Demokrat meminta pos RI-2 namun kisah sukses Demokrat mungkin dapat terulang kembali pada 2024.

Tak hanya di runding dualisme partai, kala Demokrat mengadakan KLB dengan AHY sebagai ketua umumnya dan dilain sisi KLB Demokrat di kubu sebrang memilih Moeldoko sebagai ketua umum. Demokrat juga banyak ditinggalkan oleh elit senior partai ini. Termasuk Partai Kebangkitan Nusantara yang banyak di isi oleh senior partai Demokrat termasuk Anas Urbaningrum yang di dapuk sebagai ketua umumnya.

Lebih lanjut banyak pengamat politik yang mengatakan bahwa Demokrat tidak mungkin hengkang dari koalisi sebab Ganjar dan Prabowo tidak menunjukkan ketertarikan nya terhadap AHY walaupun mungkin saja koalisi lain menawari pos Menko kepada AHY yang dapat menggoda posisi partai Demokrat untuk pindah koalisi. Namun posisi Demokrat di perkuat dengan sinyal yang diberikan oleh PKS yang merestui Anies - AHY. Walaupun Nasdem sebagai pemilik kursi terbanyak di koalisi ini sepertinya lebih menginginkan putri Gusdur yaitu Yenny Wahid.

Dengan nama Gusdur, Yenny Wahid akan menjadi pertimbangan besar dipilihnya sebagai pendamping Anies. Seperti pada pilpres-pilpres sebelumnya, jumlah pemilih dari kalangan Nahdlatul Ulama menjadi point tambahan. Bagaimana tidak, sebagai organisasi masyarakat terbesar di dunia tentu pemilih dari NU akan sangat di pertimbangkan.

Memang Nasdem secara terbuka membebaskan Anies Baswedan memilih calon pendampingnya pada Pilpres mendatang, namun nama besar lain seperti Andika Perkasa, Cak Imin atau Gus Muhaimin maupun nama-nama kuat lain yang saat ini menjadi pemimpin partai seperti tak masuk radar Anies yang elektabilitas tidak lebih kuat dari 2 Bakal Calon lain. Dengan begitu memperbesar kemungkinan AHY bisa mendampingi Anies.

Bagaimana menurut kalian apakah Demokrat akan Hengkang??

Terimakasih Kepada Seluruh Pembaca. Semoga Hal-hal Baik Menyertai Anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline