FOMO atau Fear Of Missing Out adalah sebuah istilah bagi mereka yang takut ketinggalan trend yang sedang hangat di perbincangkan. Istilah ini merupakan bentuk penyebutan baru di kalangan anak muda, anak generasi Millenial atau 90-an mungkin memiliki istilah lain juga yaitu Kudet (Kurang Update). Kudet dan Fomo memiliki arti yang sama hanya saja memiliki penyebutan yang berbeda.
Di kala anak muda sedang mencari jati diri mereka, tentu ingin selalu berada dalam trend yang sedang berlangsung. Dan beberapa anak muda memiliki ketakutan berlebih terhadap trend, maka banyak cara yang di tempuh agar tidak tertinggal zaman atau Fomo. Bahkan mereka rela mengajukan Personal Loan agar tidak Fomo. Sebagian lagi rela menjual barang kesayangan yang telah usang demi tidak Fomo.
Coldplay yang dikabarkan akan melakukan konser tunggal nya di Indonesia tentu menjadi perbincangan hangat bagi anak muda. Tak hanya di Jakarta sebagai Vanue Coldplay, anak muda dari seluruh penjuru indonesia juga terkena trend band asal UK ini. Coldplay bukan band yang dapat dipandang sebelah mata, band ini beberapa kali juga pernah melakukan World Tour dan selalu Full.
Bahkan Kemenparekraf melalui Sandiaga Uno sebagai sosok dibelakang keberhasilan Band pentolan Chris Martin ini. Bagaimana tidak, kehadiran Coldplay tentu akan menaikan devisa negara.
Berkaca dari konser coldplay sebelumnya yang turut menaikan devisa negara Singapura. Banyak orang Indonesia yang rela berpergian ke Singapura untuk menonton Coldplay. Sebelumnya Coldplay memang sempat konser dalam tajuk "A Head Full of Dreams Tour" di beberapa kota di Asia namun memang tidak mampir untuk tampil di Indonesia.
Dengan hadirnya Coldplay di indonesia tentu membuka peluang bagi band-band internasional lain untuk tampil di Indonesia terlebih tiket Coldplay yang ludes cepat bagaikan kacang goreng. Ini menunjukan Indonesia Niche Market untuk segmentasi pertunjukan musik.
Kehadiran Coldplay tentu turut membantu perekonomian Indonesia, seperti akhir-akhir ini yang konon kabarnya penginapan sekitar senayan sudah banyak yang di Reservasi. Tak hanya itu, banyak juga penyedia jasa pemesanan tiket Coldplay "Calo" yang ikut mendapatkan keuntungan terlepas dari suka atau tidak sukanya kehadiran calo tiket.
Coldplay yang mendapat dukungan penuh dari Kemenparekraf dan stake holder lainnya pun membuka peluang hadirnya gigs atau event musik lain yang bertaraf internasional.
Selain Java jazz, Prambanan Jazz, Djakarta Warehouse Project dan Hammersonic yang menarik banyak pasar luar untuk datang ke indonesia kelak diharapkan banyak event musik internasional yang ada di Indonesia.
Kembali kepada FOMO, para penikmat musik internasional di Indonesia harus mempertimbangkan faktor lain dan jangan hanya mengikuti trend yang ada. Bagi mereka yang kurang Budget untuk hadir pada konser tunggal Coldplay tak sedikit yang rela harus berhutang atau personal loan demi mengikuti trend yang ada.