Lihat ke Halaman Asli

Dandi RukmanaPutra

Mahasiswa SV IPB

Kebiasaan dan Tradisi yang Masih Dilestarikan oleh Masyarakat Kabandungan Sampai Saat Ini

Diperbarui: 16 Maret 2023   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sukabumi, 23 Februari 2023. Kabandungan merupakan kecamatan yang terletak di Kabupaten Sukabumi. Kabandungan masuk kedalam kecamatan terbesar di Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah sekitar 15.214.99 hektar. 

Kecamatan ini terdiri dari 6 Desa, 33 dusun, disusul sebanyak 43 RW dan 198 RT. Selain masuk ke dalam kecamatan terluas di Kabupaten Sukabumi, Kabandungan juga memiliki desa dengan wilayah terluas. Yaitu desa yang memiliki luas sekitar 3,756,6 hektar yang bernama desa Cipeteuy.

Kecamatan Kabandungan hampir 90% masyarakatnya merupakan warga asli pribumi, sedangkan untuk pendatang hanya ada 10%. Hal ini menunjukkan untuk masyarakat pendatang sendiri sangat kecil persentasenya. 

Para pendatang di Kabandungan merupakan masyarakat yang mengikuti pasangannya untuk bermukim dan mencari nafkah disana. Selain itu sekitar 70% mata pencaharian masyarakat kabandungan adalah petani, dan 30% lainya yaitu pengusaha.

Masyarakat daerah Adiwilayah, Kabandungan masih kental akan hubungan kekeluargaannya salah satunya yaitu Goror. "Menurut Pradana selaku kepala Seksi Pengawasan Bidang Desa Kabandungan masyarakat sekitar memiliki kebiasaan unik yang biasa dilakukan." Kebiasaan unik ini biasa masyarakat sebut Goror atau kegiatan Gotong Royong. Alasan dikatakan unik karena kegiatan ini biasa dilakukan pada hari jumat. Kegiatan ini tidak hanya di Adiwilayah saja, tapi juga dilakukan di daerah kedusunan maupun desa.

Pak Pradana menyatakan "satu tahun yang lalu ada satu keluarga yang mendapatkan bantuan pembangunan rumah sosial. Masyarakat sekitar sangat berantusias dalam membantu mendirikan rumah tersebut dengan cara bergotong royong." Kegiatan gotong royong biasa dilakukan pada hari jumat lebih tepatnya setelah mereka selesai menunaikan ibadah salat jumat. Alasan memilih hari jumat melakukan gotong royong dikarenakan pada hari itulah masyarakat dapat kumpul bersama.

Tokoh masyarakat memanfaatkan momen ini karena pada hari itulah masyarakat dapat melakukan kegiatan tersebut. Kebiasaan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat bertujuan untuk membangun dan meningkatkan keterampilan sosial warganya. Selain itu kegiatan ini juga dapat membantu masyarakat dalam menjaga dan mempererat hubungan persaudaraannya.

Tidak hanya pria saja kaum perempuan juga ikut andil dalam menjaga dan mempererat hubungan persaudaraannya. Hal ini dibuktikan pada saat pelaksanaan gotong royong kaum perempuan bersama-sama memasak dan menyiapkan makanan. Tujuan diadakannya kegiatan masak-masak ini bertujuan untuk mendorong pelaksanaan kegiatan gotong royong. Kegiatan memasak ini biasa dilakukan dari jam tujuh sampai dengan jam setengah dua belas siang.

"Menurut Pak Pradana pihak yang berperan penting dalam mempertahankan kebiasaan ini adalah pemerintah, dan masyarakat." Untuk mempertahankan kebiasaan ini mereka biasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar agar dapat ikut berpartisipasi. Selama kegiatan berlangsung tentunya tetap diawasi dan dipantau secara langsung oleh Kecamatan Kabandungan. Kebiasaan inilah membuat Bupati Kabupaten Sukabumi meminta masyarakat Kabandungan untuk tetap melakukan kegiatan ini.

Selain kebiasaan tersebut Kabandungan juga memiliki tradisi yang masih dipertahankan sampai saat ini. Masyarakat kabandungan masih menjunjung kearifan lokal dan menjaga tradisi peninggalan nenek moyang yang ada di Kabandungan. Artinya tradisi atau kebiasaan yang sudah ada sejak zaman nenek moyang masih terjaga dan terawat. Tradisi tersebut terbagi menjadi beberapa macam diantaranya tradisi gotong royong, kesenian tradisional, dan pendidikan bersama. Untuk mempertahankan tradisi peninggalan nenek moyang terdapat beberapa kelompok atau ormas yang bergerak dibidang kesenian.

Tradisi yang melekat pada masyarakat dan masih dilakukan saat ini yaitu ritual sebelum penanaman padi. Menurut Sebagian orang yang hidup di zaman modern hal tersebut tidak perlu untuk dilakukan lagi. Namun bagi masyarakat Kabandungan perlu untuk dilakukan, karena sudah menjadi kebiasaan sejak zaman nenek moyang. Tradisi ini perlu dilakukan sebagai bentuk permohonan dan juga rasa bersyuur terhadap sang pencipta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline