Ini terjadi sejak dua tahunlalu, memendam rasa dengan teman satu kelas di kampus itu sungguh tidak menyenangkan sekali. Entahlah rasa ini muncul begitu saja sebut saja saya Indri, dan sebut saja dia Bagas. Bagas bukalah pria tampan , dia biasa – biasa badannya jua tidak terlalu tinggi, dia anak yang humoris bisa menghibur orang.
Saya masih ingat dengan jelas hari senin pertama kuliah di pelajaran pertama ada pembagian kelompok untuk membuat tugas. Pembagian kelompok itu dipilih dengan acak dan ternyata saya satu kelompok dengan Bagas. Karena untuk mempermudah pengerjaan tugas akhirnya kami bertukaran nomor telepon.
Beberapa minggu sudah berlalu karena memasuki bulan puasa kuliah diliburkan, sejak libur kuliah kami makin sering smsan, bercerita tentang daerah dan hobi masing – masing, kebetulan Bagas bukan penduduk asli sini , dia berasal dari luar daerah dan hobi kamipun hampir sama yaitu basket. Waktu SMP dan SMA saya anak basket, tapi karena orang tua tidak mengijinkan bermain basket saya berhenti total dari dunia itu. Berbagi pengalaman, bercerita tentang kisah cinta dimasa lalu. Bagas sering membangunkan ku untuk bersaur, dia juga sering membuat lelucon saat di telepon.
Kami semakin akrab, namun entah apa yang terjadi setelah hari raya dia berubah tidak seperti dulu lagi, saya tidak terlalu peduli dengan itu, karena saya belum menyadari bahwa saya mulai menyukainya, saya mulai menyadari perasaan saya saat Bagas asik bercanda dengan teman perumpuan, ada perasaan ingin marah saat melihat itu, akhirnya saya menyadari kalau saya mulai menyukainya.
Kami kembali akrab lagi saya sering ke kontrakan Bagas bersama teman – teman untuk mengerjakan tugas dari situ kami kembali akrab, saya pikir dia mendekati saya karena dia memang suka dengan saya, ternyata saya salah besar, dia menyukai teman saya dan saya dijadikannya sebagagai tempat untuk membuat teman saya itu cemburu. Kalian tau rasanya seperti apa? seperti kita tersayat pisau. Namun saya bisa mengontrol perasaan itu.
Semenjak tau hal itu saya berusah untuk biasa – biasa saja terhada Bagas. Awalnya ssaya bisa melupakan dia , namun entah mengapa rasa suka itu kembali hadir, setiap malam saya selalu mimpi tentang dia, di kelas saya tidak karuan rasa, kadang- kadang saya tidak membawa motor kekampus dengan baiknya dis mau memneberi tumpangan garis, kau tau rasanya berdekatan saat itu, jantung berdegup kencang, saya takut sekali kalau Bagas tau yang sebenarnya,saya lihat sekarang Bagas mulai dekat dengan adik tingkat.
Perasaan sedih memeng tidak bisa dipungkiri tapi apalah daya, saya hanya bisa memendam rasa ini sendiri tanpa oarang lain tau, entahlah sampai kapan perasaan ini bertahan. Cinta terpendam di Bangku Kuliah itu sangat tidak menyenangkan apalagi kita tidak mengetahuai apakah dia menyukai kita atau hanya memnggap teman biasa.
Minggu, 8 April 2012
dandelion
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H