Lihat ke Halaman Asli

Indonesia, Ekonomi Hijau dan Program CSR Anda

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13398224732027055972

Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, yang sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti perekonomian yang rendah karbon atau tidak menghasilkan emisi dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial.Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan sebuah model pembangunan ekonomi yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis. Ciri ekonomi hijau yang paling membedakan dari rezim ekonomi lainnya adalah penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan aset. Untuk tinjauan umum tentang kebijakan pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan Ekonomi Hijau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).

Ekonomi hijau hanya bisa dipraktikkan atas dasar sejumlah kesadaran. Pertama ialah kesadaran bahwa kerusakan lingkungan sudah semakin parah dan membutuhkan rehabilitasi sekarang juga. Berdasarkan hitung-hitungan Ekonom Inggris Sir Nicholas Stern, jika dunia memperbaiki kerusakan lingkungan sekarang, uang yang dibutuhkan hanya 1% dari produk domestik bruto global. Namun, jika ditunda, dunia harus membayar 20% dari PDB global. Kedua ialah kesadaran bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Dalam laporannya baru-baru ini, PBB menunjukkan betapa pengurangan emisi bisa memacu pertumbuhan ekonomi.

Bisa diambil contoh Eropa dan Asia Tengah yang memiliki penurunan emisi tertinggi yakni 28% pada periode tahun 1990-2008 dan dalam periode yang sama, PDB di kedua wilayah naik 22%. PBB menilai kesuksesan itu merupakan hasil dari perubahan harga energi, termasuk bensin bersubsidi. Penaikan harga telah mendorong penghematan energi. PBB juga meyakini kebijakan ekonomi hijau berpengaruh pada pengurangan angka kemiskinan di Pan-Eropa. PBB mencatat, sejak 1990, 90 juta orang atau 18% dari total populasi di sana telah keluar dari garis kemiskinan.

Lalu, negara manakah yang paling merusak lingkungan? Dalam laporannya baru-baru ini, Universitas Adelaide, Australia, menyebut Brasil, Amerika Serikat, China dan Indonesia sebagai negara pemberi kontribusi terbesar pada kerusakan lingkungan. Kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di KTT Bumi di Rio de Janiero, Brasil, 20-22 Juni 2012, supaya Indonesia tidak dianggap ikut-ikutan Ekonomi Hijau sebagai jargon belaka, presiden harus menjadikan pertemuan itu sebagai momentum untuk meningkatkan kepedulian negara pada lingkungan. Sebab, rakyat tidak mau Indonesia disebut sebagai negara pemberi kontribusi terbesar pada kerusakan lingkungan. Rakyat juga ingin kehidupan ekonominya bertambah sejahtera karena negara peduli pada lingkungan. (dari berbagai sumber)

13398226441053794209

13398226241404522005

Apakah kontribusi perusahaan anda dalam mendukung Ekonomi Hijau ?

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 negara sebesar 26 persen pada tahun 2020, yang menggambarkan komitmen penurunan terbesar oleh negara berkembang (Bank Dunia, 2009). Untuk mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan kebijakan pembangunan ekonomi yang mendorong pemakaian sumber daya alam dan lingkungan yang ramah lingkungan serta pembangunan yang juga mendorong pengalihan penggunaan sumber daya alam dan teknologi yang rendah emisi. Konsep atau paradigm Ekonomi Hijau muncul sebagai manifesto konsep pembangunan berkelanjutan, dimana ia akan mengikat pembangunan agar berbasis efisiensi penggunaan sumber daya, pola konsumsi dan produksi berkelanjutan, dengan memasukan biaya lingkungan dan social.

Pemanfaataan dan eksploitasi sumberdaya alam yang tidak diimbangi oleh upaya konservasi yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup manusia tampaknya mulai menampilkan dampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan manusia itu sendiri. Isu pemanasan global dan perubahan iklim hanyalan sebagian dari sekian banyak isu lingkungan yang demikian pelik untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal tetapi global.

Apa yang bisa dilakukan perusahaan anda dalam mendukung Ekonomi Hijau ? Membantu pengurangan emisi CO2 dan pemanasan global adalah yang paling mudah dilakukan melalui kegiatan CSR Lingkungan. CSR merupakan wujud komitmen atas pembangunan berkelanjutan oleh dunia usaha untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ekonomi hijau, guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi portfolio perusahaan itu sendiri, komunitas lokal, maupun masyarakat pada umumnya.

Potensi dan peluang partisipasi sektor swasta dan dunia usaha salah satunya dalam konteks perwujudan kota hijau melalui skema CSR sesungguhnya sangat terbuka menurut Menteri PU, Djoko Kirmanto dengan bentuk yang beragam dari yang sederhana hingga lebih komplek, seperti penyedian bibit tanaman dan pendampingan kegiatan komunitas hijau. Sementara untuk bentuk yang lebih komplek, antara lain pihak swasta bisa membantu pembangunan dan pemeliharaan kebun pembibitan dan taman atau hutan kota, serta penyedian fasilitas sepeda atau transportasi non motorik, pembangunan halte dan koridor hijau untuk jalur sepeda . Apapun bentuk partisipasi CSR maka sisi inovatif-kreatif, konsisten dan partisipasi sangat dibutuhkan. Dalam konteks pengembangan pembangunan kota hijau, keterlibatan aktif perusahaan merupakan salah satu bentuk perluasan  cakupan program, baik dari sisi pelaku, pembiayaan, maupun jumlah kota-kota yang difasilitasi.

1339822572504423180

1339822550113099341

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline