Kerjalah Mimpimu! kurang lebih begitulah inti pesan film besutan Martin Scorsese ini. Film berbiaya produksi US$170 juta ini layak ditonton. Memborong banyak penghargaan diantaranya peraih Oscar 2012 untuk kategori visual efek terbaik, sound editing terbaik, sinematografi terbaik, art direction terbaik dan sound mixing terbaik. Diangkat dari cerita anak-anak yang berjudul ‘The Invention of Hugo Cabret’ karangan Brian Selznick, film fantasi drama ini adalah karya pertama sutradara Martin Scorsese yang dibuat dengan format 3D. Berkisah tentang Hugo Cabret (Asa Butterfield) yang hidup diantara dinding-dinding di Stasion Montparnasse, Paris di tahun 1930an tanpa seorangpun menyadarinya. Hugo yang hidup yatim piatu harus selalu memastikan mesin jam dinding di stasiun selalu diputar agar selalu tepat waktu. Hugo harus menjalankan tugas pamannya setelah pamannya menghilang dan diketahui tewas beberapa bulan berikutnya. Untuk bisa bertahan hidup, Hugo menjadi pencopet ulung dan dengan kecepatannya berlari, Hugo selalu mampu menghindari kejaran polisi stasiun yang kerjanya menangkapi anak tanpa orang tua untuk dikirim ke rumah yatim piatu. Lewat dunia Hugo dibalik jam besar stasiun, Hugo bisa melihat ‘kehidupan’ seputar stasiun seperti seorang pemilik toko mainan anak-anak yang muram, Georges Melies (Ben Kingsley), si polisi stasiun (Cohen) yang tidak punya keberanian menegur gadis penjual bunga atau melihat pendekatan seorang pria terhadap perempuan yang tidak bisa dilakukan karena anjing milik sang perempuan.
Lewat kepiawaian Scorsese, ruang dan mesin di belakang jam bisa menjadi latar belakang film yang sedap dipandang bahkan Kota Paris yang indah dilihat dari menara tempat Hugo tinggal. Hugo bukanlah anak laki-laki ceria, teka-teki kenapa Ayahnya (Jude Law) meninggalkan pertanyaan di dalam hatinya dan menyimpan luka besar yang menganga. Satu-satunya warisan sang ayah adalah robot, Automaton. Mewarisi bakat sang ayah sebagai seorang ahli mesin jam, setiap waktu Hugo berupaya memperbaiki mesin ‘dalam’ robot tersebut agar bisa kembali bergerak meski setiap potongan mesin tadi didapat dari mencuri. Hugo ingat sang ayah bercerita bahwa robot itu diperoleh dari museum yang habis terbakar. Hugo menyimpan robot berikut buku catatan tentang robot tersebut.
Petualangannya mempertemukannya pada Isabelle (Chloe Moretz) gadis serba ingin tahu anak baptis Melies yang telah merebut catatan penting untuk menghidupkan Automaton. Perkenalannya bukan saja membawa gadis itu pada dunia Hugo namun menjadi penghubung misteri Automaton dan masa lalu ayahnya yang ingin dikuburnya dalam-dalam. Persahabatan mereka kemudian menguak siapa sebenarnya Georges Melies. Yang ternyata mantan pesulap besar sekaligus perintis sinema Perancis yang penah jaya dan mampu menghasilkan 100 karya film terkenal di masanya. Film petualangan anak-anak pun berubah menjadi misteri muramnya sang pemilik toko mainan anak-anak itu. Sejarah dan karya Melies ditampilkan Scorsese begitu indah. Scorsese mencermati properti dengan sangat detail, Stasiun Montparnasse begitu indah dan kaya detail serta mampu menghadirkan suasana 1930an.
Lewat film Hugo, di usia Scorsese ke-70 dia mampu membuktikan bahwa film anak-anak bergenre Adventure mampu membuat orang dewasa tetap bertahan di tempat duduknya hanya untuk tahu misteri apa yang ada dibalik film Hugo. Buktinya film ini dinominasikan dalam 11 kategori Academy Awards 2012 meski hanya mengantongi 5 piala Oscar saja. Meski kalah dari Michel Hazanavicius dengan filmnya The Artist, Scorsese tetap adalah sutradara piawai dimata saya.
Silah mampir diblog saya : http://wp.me/pWUc0-iX
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pemain: Asa Butterfield, Ben Kingsley, Chloe Moretz, Sacha Baron Cohen
Genre: Adventure
Director: Martin Scorsese
Screenplay: John Logan
Producer: Johnny Depp, Tim Headington, Graham King, Martin Scorsese