Lihat ke Halaman Asli

Danawiryya Silaksanti

transport, travel, writing

Susur Sungai Demi Si Orang Utan

Diperbarui: 22 Maret 2022   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan ketika susur sungai (Dokpri)

Palangkaraya, kota pertama saya waktu mengunjungi Pulau Kalimantan. Kota ini ternyata relatif lebih sepi dibandingkan dgn Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan & Pontianak ketika saya mempunyai kesempatan mendatangi kota2 tsb.

Ketika pesawat hampir menjejakkan rodanya di landas pacu Bandara Tjilik Riwut, terhampar di hadapan saya hutan luas dgn diselingi rawa gambut dan segelintir bangunan.

Memang setiap rumah di Palangkaraya memiliki lahan yang luas karena ketika ingin membeli rumah di sana, mereka menjualnya per kaveling yang luasnya hampir 1000 -- 3000 meter persegi. Ini artinya jarak antar rumah relatif jauh, walaupun di pinggir jalan raya sekalipun.

Namun jalan raya di Palangkaraya merupakan jalan besar yang mulus dan rapi, pantas saja dulu Bung Karno pernah merencanakan Palangkaraya utk dijadikan ibukota negeri ini. Hal tsb ditandai dgn tugu pencanangan pembangunan kota Palangkaraya.

Ketika pertama kali berencana ke Kalimantan, yang ingin dilakukan adalah menjelajah ke pedalaman, menyusuri sungai dan hutan, serta melihat orang utan di habitat aslinya.

Sehingga saat itu kami mengambil paket susur sungai yang menghabiskan waktu +/- 6 jam PP. Kapal yang kami tumpangi adalah kapal kayu dgn 2 lantai, dan kami saat itu memilih utk duduk di lantai 2.

Perjalanan dimulai sekitar pukul 1 siang dari dermaga kecil di belakang tugu pembangunan kota Palangkaraya, dan sungai yang kami susuri adalah Sungai Kahayan yang kemudian bercabang ke anak sungainya.

Perilaku orangutan yang gemesin :) (Dokpri)

Pemandangan yang kami nikmati di sepanjang sungai adalah perkampungan penduduk, dan semakin ke hulu adalah hutan di kanan-kiri sungai.

Setelah menempuh 3 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat tujuan, yaitu hutan tempat keberadaan orang utan. Namun kapal kami tidak boleh terlalu mendekat karena ditakutkan akan mengganggu aktivitas orang utan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline