Lihat ke Halaman Asli

Dana S

Writer

Mengahadapi Isu Penutupan PLTU Batu Bara 2050, Begini Rencana Penjualan Batubara Titan Infra Energy

Diperbarui: 21 Januari 2024   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Presiden Joko Widodo telah dengan tegas menyatakan niat pemerintah untuk menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara pada tahun 2050. Keputusan ini sejalan dengan komitmen kuat Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berkelanjutan.

Respons Aktivis Lingkungan Terhadap Kebijakan Penutupan PLTU

Langkah pemerintah ini mendapat dukungan positif dari berbagai pihak, termasuk aktivis lingkungan. Meskipun demikian, sebagian aktivis berpendapat bahwa penutupan PLTU batu bara seharusnya dipercepat. Mereka meyakini bahwa penutupan pada tahun 2050 dapat menjadi terlalu lambat, menyulitkan pencapaian target Perjanjian Paris yang bertujuan membatasi pemanasan global di bawah dua derajat Celsius atau idealnya pada 1,5 derajat Celsius.

Dampak Penutupan PLTU terhadap Penjualan Batu Bara

Dengan rencana penutupan PLTU, penjualan batu bara Titan Infra Energy tentu akan terpengaruh. Sebagai penyedia infrastruktur dan logistik untuk kebutuhan batu bara, penutupan PLTU akan secara signifikan memengaruhi permintaan dari sektor-sektor industri.

Data Konsumsi Batu Bara di Indonesia

Menurut Kementerian ESDM, pada tahun 2022, konsumsi batu bara di Indonesia mencapai 565,2 juta ton. Dari jumlah tersebut, 48,6% digunakan oleh PLTU, 26,3% oleh industri semen, dan 25,1% oleh industri manufaktur.

Jika penutupan PLTU dimulai pada tahun 2030, permintaan batu bara dari PLTU akan menurun secara bertahap hingga tahun 2050. Hal ini tentu akan berdampak besar pada penjualan batu bara Titan Infra Energy.

Strategi Titan Infra Energy Menghadapi Tantangan

Titan Infra Energy telah menyusun langkah-langkah untuk menghadapi dampak penutupan PLTU terhadap penjualan batu bara mereka.

1. Mendiversifikasi Pasar
Perusahaan ini mulai memasarkan batu bara ke pasar ekspor, terutama di negara-negara Asia Tenggara. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada pasar domestik, yang dominasi utamanya berasal dari PLTU.

2. Meningkatkan Efisiensi Produksi
Titan Infra Energy meningkatkan efisiensi produksi batu bara untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan profitabilitas. Penggunaan teknologi baru dan penerapan praktik-praktik terbaik di industri batu bara menjadi fokus perusahaan.

3. Memperluas Portofolio Bisnis
Perusahaan telah melakukan diversifikasi bisnis dengan memasuki sektor energi terbarukan dan infrastruktur. Investasi dalam pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Sumatera Selatan pada tahun 2022 adalah contoh nyata dari langkah ini. Rencananya, Titan Infra Energy akan berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur gas alam dan minyak.

Peluang Masa Depan: Menyongsong Era Energi Baru

Meskipun penutupan PLTU menimbulkan dampak negatif, Titan Infra Energy tetap memiliki prospek positif di masa depan.

1. Pertumbuhan Permintaan Batu Bara Global
Dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang seperti China dan India, permintaan batu bara di pasar global diperkirakan akan terus meningkat. Titan Infra Energy dapat memanfaatkan peluang ini dengan ekspansi ekspor ke negara-negara tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline