Lomba Perahu Layar Pulau Pemping , Terjang Angin Utara

Bagi masyarakat kepulauan angin utara itu bagaikan musuh dalam selimut, hembusannya yang kencang dan tak bersahabat. Membuat nelayan harus menahan diri tak melaut dan kehilangan mata pencaharian sesaat. Tapi itulah alam, siapa yang mampu melawannya jika kamu hanya manusia biasa. 

Seperti pekan ke dua bulan Januari 2025. Hampir 48 jam , Batam diguyur hujan lebat ditambah bonus rob pasang air laut berlebih efek jarak bulan yang makin dekat dengan bumi. Perhelatan Pemping Cup sejatinya sudah digelar dari bulan Desember 2024. Puncak pertandingan dijadwalkan tanggal 11-12 Januari 2025 yang akan menghadirkan perlombaan perahu layar dan final olahraga sepak bola dan bola voli.

Bagi masyarakat kepulauan di Batam , ajang ini bagai hajatan besar.  Pulau Pemping yang berbatasan langsung dengan Selat Singapura menjadi ramai dikunjungi warga pulau sekitar. Bagai pesta rakyat , semua orang siap hadir dan datang. Tapi entahlah sejak dua hari lalu cuaca tak bersahabat. Kalau angin saja kami sudah siap jamu tolak angin tapi kalau bersamaan dengan hujan deras dan petir , kami menyerah.

Entahlah efek doa bersama atau Tuhan sedang baik. Minggu 12 Januari 2025 , tiba tiba cuaca cerah setelah hari sebelumnya semua acara dibatalkan karena hujan .  Saya yang sudah enggan bangkit dari tempat tidur akhirnya berdiri bersama warga di pelantar Pemping.

Perlombaan perahu layar berlangsung dalam tiga jam saja, sebelum hujan kembali menyapa Pemping, pulau terluar nusantara.