Lihat ke Halaman Asli

Danan Wahyu Sumirat

Travel Blogger, Content Creator and Youtuber

Kartini Inisiasi Energi Air dari Kerinci

Diperbarui: 26 Juni 2024   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggilingan kopi Nur dengan kincir air di Sungai Penuh, Kerinci (sumber : dokumentasi pribadi)

Langkah kaki tertahan melewati bilik sederhana usai menikmati matahari terbit di Bukit Khayangan, Sungai Penuh, Kerinci Jambi. Di depannya kincir air berputar penuh semangat, setengah badannya di kanal berkubang dengan air. 

Sudu-sudunya dihantam air silih berganti-ganti tiada henti. Mengingatkan proyek tugas akhir PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) masa kuliah. 

Meski hanya konsep dan perencanaan semuanya tergambar di ingatan, bagaimana energi potensial menjadi energi kinetik lalu energi listrik. Listrik yang dihasilkan memang tidak sebesar PLTA tapi mampu memenuhi penerangan rumah tangga.

Kincir air dihubungan dengan generator untuk menggerakan alu memecah biji kopi sangria (sumber : dokumentasi pribadi)

Poros kincir tak dihubungkan dengan generator tapi dimanfaatkan untuk memecah biji kopi. Teknologi sederhana ramah lingkungan yang memanfaatkan energi terbarukan. Seperti sinar matahari, air merupakan energi yang tidak akan pernah habis. Selama ekosistem sumber air terjaga, air akan terus mengalir menuruni bukit. 

Gugusan Bukit Barisan di Sumatra kaya akan air terjun kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai PLTMH, namun tingginya ketergantungan terhadap energi fosil membuat orang enggan memanfaatkan sumber daya alam ini secara maksimal.

Delapan alu bergerak bergantin memecah biji kopi (sumber dokumentasi pribadi)

Saya menyapa Haji Irwan Efendi pemilik kincir air. Pria berpenampilan sederhana mengawasi pekerja di bilik sebelah. Sesekali mengangkat karung berisi biji kopi untuk disangrai. Pria paruh baya memperkenalkan diri sebagai generasi ketiga kopi Nur, kopi bubuk terkenal asal Sungai Penuh.

"Nur, Nurcaya itu nama mamah saya. Penggilingan kopi ini warisan nenek moyang mamah, Darijamsani" ujar pria yang beken dengan nama Haji Pen kopi Nur.

Haji Pen, generasi ke tiga Kopi Nur tersohor di Kerinci (dokumentasi pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline