Lihat ke Halaman Asli

DANA NURIL IBAD

Suka Menulis

Pecinta Alam atau Pencinta Alam?

Diperbarui: 11 Februari 2024   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixlr.com/image-generator

Tahukah kamu bahwa tugas manusia dibumi adalah sebagai pemimpin ? karena Tuhan memberikan keistimewaan yang HANYA diberikan kepada manusia yaitu berupa akal dan nafsu. Harapannya manusia bisa menjaga keseimbangan dunia. Karena ketika kita diberikan nikmat berupa pemberian Akal, maka itu suatu amanah yang harus dijaga. Bahkan bisa jadi itu sebagai ujian untuk manusia. Kira kira digunakan untuk kebaikan atau malah sebaliknya. 

Menjaga Alam adalah kewajiban manusia, karena manusia-lah yang mempunyai kemampuan untuk menjaga alam, juga kemampuan untuk menghancurkan alam. Mulai dari Laut, Gunung, Sungai, Sawah, Danau, Hutan dan Sebagainya.  

Kira-kira 1 Dekade terakhir ini, pertumbuhan kelompok pelancong, petualang, hingga penjelajah mengalami peningkatan yang signifikan. Apalagi dibantu media sosial yang begitu masif memperluas informasi. Kelompok ini kebanyakan membangun citra dalam rangka mendedikasikan diri untuk terus merawat alam agar tetap lestari. Nah, Faktanya mungkin belum sesuai dengan tujuan mereka. 

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa kelompok Pecinta Alam telah ada sekitar Tahun 1950an. Saat itu bernama PPA (Perkumpulan Pecinta Alam). Sedangkan sekarang telah menjamur dari Sabang hingga Merauke telah tersebar kelompok Pecinta Alam. Sejauh yang saya fahami, Pecinta Alam itu bukan hanya fokus tentang Gunung saja. Tapi seluruh ciptaan Tuhan di Bumi ini juga termasuk Alam. 

1. Gunung 

Termasuk Gunung. Kira-kira 12 Tahun terakhir ini semakin tergugahnya semangat anak-anak muda khususnya dalam hal Naik Gunung. Kebanyakan dari mereka adalah berkelompok atau beregu. Tapi ada juga yang sendirian atau Bahasa gaulnya "Solo Hiking". 

Apalagi peningkatan yang drastis setelah tayangnya Film 5 CM yang di adaptasi dari novel yang pada saat itu menumbuhkan semangat kelompok-kelompok Pecinta Alam ini berdatangan ke Gunung-Gunung khususnya di Indonesia. Yaa meskipun produksi Film itu ada negatifnya karena pasca-produksi peningkatan sampah di Gunung Semeru meningkat drastis. 

Sejauh ini, gunung-gunung di Indonesia khususnya yang populer seperti Kerinci, Rinjai, Semeru, Argopuro, Welirang, hingga Jayawijaya telah menjadi tempat tujuan para pendaki untuk berkunjung. Kelompok-kelompok pendaki bukan hanya diisi oleh MAPALA yang mungkin materi ke-gunung-an telah diajarkan, melainkan kelompok-kelompok masyarakat sipil lainnya yang punya keinginan mendaki gunung. Soal materi, yaa semoga saja mereka telah mempelajarinya. 

Bisa jadi masalah ketika materi tentang pendakian ini belum sampai secara utuh kepada para pendaki. Karena mendaki gunung itu bukan hanya soal Puncak, Sunrise, Sunset, hingga media sosial. Tapi juga berkaitan dengan terjaganya ekosistem gunung, mulai Pohon hingga satwa liar yang hidup bebas disana. Keadaan air dan alirannya. Karena jangan sampai tingkat ke"asri"an gunung ini menurun akibat seringnya dikunjungi manusia.

Khususnya perihal sampah. Karena jika kesadaran kebersihan semakin menurun, yaa bisa diprediksi akan ada gunungan-gunungan sampah di Gunung. Faktanya, menurut Penjelajah.com, masih banyak sekali seseorang atau kelompok yang memutuskan mendaki gunung, kurang memiliki pengetahuan tentang konservasi dan etika lingkungan hidup. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline