Lihat ke Halaman Asli

DANA NURIL IBAD

Suka Menulis

4 Tradisi Haji di Indonesia

Diperbarui: 23 September 2021   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pergi ke Mekkah dan Madinah bagi orang muslim adalah cita-cita yang rata-rata dimiliki, karena selain sebagai rukun Islam juga ada kepuasan secara intelektual dan spiritual. Apalagi di Indonesia hingga sekarang adalah negara dengan peserta Ibadah Haji terbanyak sedunia dari tahun ke tahun.

Secara bahasa, haji berarti mengunjungi atau bertamu. Oleh karena itu, istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang akan berziarah, bukan orang yang berhaji. Jadi ketika seseorang kembali dari haji, sebenarnya haji itu sudah selesai baginya karena dia tidak lagi mengunjungi atau bertamu.

Untuk Indonesia, ada beberapa tradisi-tradisi bagi orang yang melaksanakan ibadah haji. Baik sebelum berangkat, pada saat melaksanakan, saat pulang, hingga penambahan nama setelah tiba di tanah air.

1. penambahan pada nama

Pada sejarahnya, berbagai sumber mengatakan bahwa penambahan nama pada orang yang pergi haji dimulai dari zaman kolonial belanda yang semakin tertekan adanya gerakan yang dilakukan pribumi dalam mempertahankan negara.

Orang pergi ibadah haji yang kemudian tiba di tanah air, ternyata mempunyai semangat yang lebih setelah pergi ibadah haji. Hal itu membuat belanda semakin terancam dengan semangat juang yang dimiliki.

Lalu pihak belanda mempunyai cara dalam menekan situasi itu dengan cara memisahkan orang yang telah pergi ibadah haji dengan menambahkan kata "Haji (disingkat H untuk pria)" dan "Hajjah (disingkat Hj untuk perempuan)

Hal ini dapat dilihat pada masa pendudukan Belanda, banyak pahlawan Indonesia yang berziarah seperti HOS Cokroaminoto, Pangeran Diponegoro, Ki Hajar Dewantara dan lainnya. 

Kepulangan mereka dari haji membawa banyak perubahan di Indonesia, menjadi lebih baik tentunya. Misalnya, Ki Hajar Devantara yang berjuang di dunia pendidikan. Pangeran Diponegoro yang sedang ibadah haji dan sekembalinya ke tanah air berperang melawan Belanda.

HOS Cokroaminoto juga melakukan hal yang sama, Sepulang dari haji ia mendirikan Sarekat Islam. Imam Bonjol yang sedang berziarah dan ketika kembali berperang melawan Belanda dengan pasukan Padri-nya. 

Muhammad Darwis, yang pergi haji dan ketika kembali, mendirikan Muhammadiyah. Hasyim Asy'ari yang selepas naik haji kemudian mendirikan Nadhlatul Ulama'. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline