Strategi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selain itu, strategi juga dapat diartikan sebagai usaha guru melaksanakan rencana pembelajaran, menggunakan komponenpembelajaran agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. ( Mahmud Arif, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, 2005 ).
Untuk pembinaan toleransi dapat dilakukan melalui pembelajaran afektif pada pendidikan agama Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum, strategi yang dipergunakan meliputi:
a. Pemanfaatan sumber belajar
Sumber belajar yang dimaksud meliputi sumber belajar yang sudah disediakan secara formal seperti perpustakaan, buku sumber, tempat ibadah, dan sumber belajar lain yang dapat digali.
b. Penyusunan materi terpilih
Maksud dari materi terpilih adalah materi yang dianggap tepat untuk mengembangkan suatu topik pembelajaran agama, seperti cerita sejarah Islam, sejarah para nabi, dan sejarah cendikiawan muslim.
c. Penerapan variasi metode
Pada dasarnya pendidikan agama tidak akan berhasil jika hanya menggunakan suatu metode, Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing, sehingga pembelajaran agama diharapkan dapat dilakukan secara efektif, yaitu menggabungkan sejumlah materi secara efektif, yaitu menggabungkan sejumlah metode secara proposional.
d. Penerapan evaluasi berkelanjutan
Dalam pembelajaran nilai-nilai agama, evaluasi berkelanjutan menjadi perhatian utama. Keutamanya adalah fokus pada internalisasi nilai kepada peserta didik. Teknik evaluasi yang dapat dikembangkan yaitu portofolio, penugasan, penilaian penampilan, penilaian sikap,penilaian hasil karya, dan tes.
Menurut Abdl Aziz Albone bahwa sikap toleransi dapa dikembangkan melalui dua model, yaitu ;