Lihat ke Halaman Asli

UI Harus Menyelamatkan TKI Terancam Pancungan

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_142763" align="alignleft" width="300" caption="Sumber gambar :google"][/caption] Judul tersebut bukan mengada-ada. Walaupun sudah dibentuk Satgas TKI (yang berbiaya mahal), namun rasanya kuranglah efektif bila harus berharap banyak dari mereka untuk membebaskan saudara-saudara kita yang terancam dipenggal di Saudi Arabia. Lembaga ad hoc semacam Satgas TKI itu (kegemaran SBY untuk membentuknya) hanya buang-buang uang rakyat saja. Kritik saya ini setidaknya lahir setelah melihat tayangan TV kemarin malam. Seorang anggota Satgas TKI dalam suatu diskusi di TV mengatakan :"kami sudah mengetahui seorang TKI yang bernama Tuti akan dipancung, untuk itu kami akan buat laporan dan akan kami teruskan ke pihak Kemlu untuk menanganinya." Kurang-lebihnya begitu. Wah, kalau sebatas itu saja, mengapa harus ada Satgas? tidak cukupkah Kemenlu dan jajarannya untuk "sekedar" mengetahui berita akan dipancungnya TKI.  Anak kecil saja kalau cuma begitu juga bisa, cukup tekan tombol on di TV atau klik di internet. Ok lah kalau bisanya hanya begitu, rakyat tak berharap banyak kapada para Satgas itu. Justru sekarang saya tantang Rektor UI (Universitas Indonesia), Prof. Dr. Gumilar Rusliwa Soemantri agar meminta bantuan "salah satu alumninya" yaitu Raja Arab Saudi, Abdullah Bin Abdul Aziz, supaya membebaskan para TKI malang tersebut. Bila Rektor UI tak bersedia, cabut saja gelar DR (HC) dari sang raja, ganti dengan ijazah D III Ekstensi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline