Lihat ke Halaman Asli

Danang Hamid

Freelance, father of three and coffee

Terungkap, Ini Dia Kiat Memulai Usaha Kuliner

Diperbarui: 18 November 2018   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perkara makan minum adalah aktivitas manusia yang tak kan terhenti selama manusia itu hidup, keduanya merupakan kebutuhan pokok yang tak bisa ditunda-tunda kecuali saat puasa dan tak selera karena sakit. Meski demikian, makan minum bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan perut agar tubuh tetap bertenaga, sehat dan tumbuh. Makan dan minum kini merupakan sebuah gaya hidup, seni dan pengaruh globalisasi. Tak heran, kini tumbuh subur usaha kuliner dengan berbagai konsep, karakter dan kaya akan produk olahannya.


"Latte, machiato, espresso dan sejenisnya mengikuti standar internasional kan? dengan resep ala negara asalnya, Itali. Meskipun setiap restoran atau cafe punya standar operasional masing-masing," jelas Akang Chupi, manager bar di salah satu kafe dan lounge yang memiliki konsep alfreso di wilayah Kemang, "Bebas saja sebetulnya, ngga harus ikut standar internasional, lha kalau yang dijualnya nasi bakar atau nasi liwet berarti kan standar jawa barat yang dipakai, meski dijualnya di Jerman, soal harga bebas juga lah, mau murah atau mahal tergantung servis. Dan owner mau berapa dapat laba usahanya, hahaha" lanjut Chupi.

Soal harga, barangkali tak jadi persoalan bagi mereka yang menyukai cara makan dan minum di luar rumah dengan pelayanan yang bagus, tempat yang nyaman, higienisasi, fasilitas baik dan tempat yang ramah anak-anak.

"Di Kantin Soeka, wifi sudah pasti harus ada, beberapa spot untuk poto-poto agar instagramable pun kita buat, di lantai bawah ruangan ber-AC, di atas ada ruangan bagi yang suka merokok dan kita sediakan mainan juga untuk anak-anak diantaranya begitu," jelas Novian Abdurahman, pemilik Kantin Soeka di wilayah Bintaro ketika ditanya apa saja yang bisa ditawarkan kepada para konsumen bila kita membuka usaha kuliner.

Kata dia, untuk membuka usaha kafe atau restaurant harus memiliki konsep yang jelas dengan menentukan produk apa yang akan dijual dan segmentasi mana yang akan dibidik, dengan demikian seorang pengusaha kuliner bisa mengetahui kebutuhan pasar, mengembangkan dan memajukan perusahaannya dengan proyeksi yang terarah.

"Jika kamu mau buka usaha, apakah betul modalnya cuma uang, tempat dan sarana? Kalau soal uang itu gampang, cari saja investor lokal pasti ada, tapi! Konsep juga harus kita pikirkan, apakah kita mau jual produk atau lifestyle? Misalnya, tempat kita sebetulnya restoran, tapi kita namakan kantin, karena serba ada dan agar orang tidak segan masuk ke sini, 

Harga kita juga sangat ramah di kantong, terus ada inovasi, ikuti yang kekinian, kalau banyak orang mager kerjasamalah kita dengan Go-food misalnya" imbuh owner kantin yang tak segan melayani langsung para konsumen dengan sesekali mengganti posisi barista, bahkan mencuci gelas-gelas yang kotor jika sedang peak season untuk memberikan contoh kepada karyawan agar mampu bekerjasama dan saling bahu sebagai tim kerja.


Berdasarkan pengamatan penulis, harga di Kantin Soeka memang terbilang murah, untuk pesanan single atau double shot espresso hanya dibanderol 12 ribu saja. Namun karena tempat yang cozzy dan nampak wah, tak jarang terlihat anak-anak muda yang ragu-ragu untuk masuk kantin tersebut karena menghitung isi kantongnya. "Gua ga berani ah masuk situ, takut ga cukup duit gua," obrolan calon pengunjung di suatu malam.

Kejadian tersebut tak menjadi persoalan, karena dari mulut ke mulut kabar akan tersebar dari para pengunjung yang pernah mendatangi kantin tersebut, bahkan di suatu sore penulis mendapati pengunjung yang terkejut dengan jumlah billing yang ia minta kepada servant,"Owh, murah banget ya!"

Murah dan mahal adalah perkara yang relatif, namun jangkauan pasar merupakan hal mendasar yang harus jadi pertimbangan saat akan memulai sebuah usaha.

Penulis jadi teringat radio siaran, barangkali ada kemiripan. Ketika sebuah stasiun radio akan dilaunching, menentukan positioning, program, segmentasi dan gaya siaran adalah hal dasar yang harus dipertimbangkan, apakah bidikannya akan segmented atau multisegment?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline