Lihat ke Halaman Asli

Danang Erwanto

Teknik Elektro - Universitas Islam Kadiri

Menjaga Privasi di Era GenAI: Menghindari Kebocoran Data Pribadi dan Membangun Keamanan Digital

Diperbarui: 23 Agustus 2024   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Gambar dihasilkan oleh AI menggunakan Canva

Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu inovasi paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir, memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan sehari-hari, mulai dari peningkatan efisiensi hingga kemampuan analisis data yang lebih canggih. Namun, seiring dengan kemajuan tersebut, muncul kekhawatiran besar mengenai privasi data individu. AI yang mengandalkan pengumpulan dan analisis data dalam jumlah besar, seringkali melibatkan data pribadi yang sangat sensitif. Hal ini menimbulkan risiko kebocoran informasi yang dapat berdampak serius bagi keamanan dan privasi individu.

Dalam buku "Teknologi ChatGPT (Pengetahuan Dasar dan Pemanfaatan Kombinasi Keahlian dengan ChatGPT di Berbagai Bidang)" yang ditulis oleh Ir. Ida Bagus Kerthyayana Manuaba, S.T., Ph.D, Danang Erwanto, S.T., M.T., Loso Judijanto, S.Si., M.M., M.Stat, dkk, dinyatakan bahwa: "Salah satu dampak utama yang sering kali menjadi perhatian adalah masalah privasi dan keamanan data." Pernyataan ini menegaskan bahwa dalam perkembangan teknologi, terutama AI seperti ChatGPT, aspek privasi dan keamanan data harus menjadi prioritas utama.

Penyebab Kebocoran Informasi Pribadi

Mengapa informasi pribadi kita bisa bocor? Ada beberapa faktor utama yang berperan antara lain:

  1. Pengumpulan Data yang Masif: Teknologi AI sering kali mengandalkan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, baik melalui internet, aplikasi, maupun perangkat yang kita gunakan sehari-hari. Data ini mencakup segala hal, mulai dari riwayat pencarian internet, lokasi geografis, kebiasaan belanja, hingga interaksi di media sosial. Ketika data ini tidak dilindungi dengan baik, peluang terjadinya kebocoran data menjadi sangat besar.

  2. Serangan Siber yang Canggih: Peretas (hacker) semakin pintar dan canggih dalam menciptakan metode untuk mencuri data pribadi. Mereka bisa menargetkan kelemahan dalam sistem keamanan atau memanfaatkan kesalahan pengguna, seperti mengklik tautan phishing. Bahkan perusahaan besar yang memiliki protokol keamanan yang kuat pun tidak kebal dari ancaman ini.

  3. Ketidakjelasan Kebijakan Privasi: Banyak layanan digital yang memiliki kebijakan privasi yang tidak transparan atau terlalu rumit untuk dipahami oleh pengguna biasa. Akibatnya, pengguna mungkin secara tidak sengaja menyetujui pengumpulan data dalam skala besar tanpa benar-benar menyadari implikasinya.

  4. Penggunaan AI untuk Profiling: AI digunakan untuk membuat profil pengguna berdasarkan data yang dikumpulkan, yang kemudian dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pemasaran yang ditargetkan atau bahkan penilaian sosial. Profiling ini dapat menyebabkan diskriminasi dan pelanggaran privasi, terutama jika data tersebut jatuh ke tangan yang salah.

Dampak Kebocoran Data Pribadi

Ketika data pribadi kita bocor, dampaknya bisa sangat merugikan bagi kita. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:

  1. Kehilangan Identitas dan Penipuan: Data yang bocor dapat digunakan oleh pihak ketiga untuk pencurian identitas, di mana informasi pribadi digunakan untuk melakukan penipuan, membuka akun palsu, atau melakukan transaksi ilegal atas nama korban.

  2. Stalking dan Pelecehan: Informasi pribadi yang bocor, seperti alamat rumah atau nomor telepon, dapat digunakan untuk mengancam atau melecehkan seseorang. Ini sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan individu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline