Sejak beberapa hari lalu kita mendengar dan membaca bahwa harga rokok akan naik 3x lipat atau Rp.50.000 per bungkus dari yang sebelumnya dibawah Rp.20.000 per bungkus. Ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Informasi tersebut beredar secara viral di media sosial hingga pesan berantai WA, banyak yang membagikan lagi sehingga semakin meyakinkan bahwa itu adalah info yang benar. Mari kita selidiki dulu wacana menaikkan harga rokok menjadi 50 ribu terus bergulir. Bahkan sekarang jadi semakin serius karena ditanggapi oleh ketua DPR Ade Komarudin.
Awal cerita rokok 50 ribu ini mencuat karena berita hoax dengan judul “Kebijakan Pemerintah!! Mulai Hari ini Harga Rokok Naik Menjadi Rp.50.000/Bungkus.” Berita yang belum jelas tersebut kemudian dibagikan oleh banyak orang, karena judulnya memang sangat bombastis. Beberapa berita malah mencantumkan nama “Jokowi” untuk mendapat efek lebih besar. Sebelum membahas lebih jauh soal rokok 50 ribu, yang perlu saya tekankan di awal adalah, usulan harga rokok menjadi 50 ribu perbungkus hanyalah wacana Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany. Hasbullah mengungkapkan bahwa dari hasil survey akan terjadi penurunan hingga 72 persen bagi para perokok. Fakta lain menyebutkan bahwa di Negara lain harga rokok ada yang mencapai hingga Rp. 120 rib per bungkus (Singapura).Berita yang harusnya masih usulan LSM tersebut kemudian diberi judul bahwa pemerintah menaikkan harga rokok menjadi 50 ribu perbungkus.
Percakapan (facebook.com/pageKataKita)
Bahkan sudah beredar daftar harga naiknya harga rokok pada bulan september nanti dari berbagai merek dengan sangat rinci yang menjadi viral dan belum diketahui sumbernya, dengan demikian bahwa pemberitaan tentang naiknya harga rokok sendiri masih tidak ada kepastian tentang kebenarannya.