Lihat ke Halaman Asli

Jangan Dibaca! Ini Dosa Termanis yang Pernah Saya Lakukan

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Harus dari mana lagi jari-jari ini melukiskan sesuatu untuk bahagiamu nanti, entah apa yang sedang terjadi dengan sebuah perasaan. Langit yang tanpa henti menatap sunyi dan tak ada bintang malam ini. Suasana hati terbelenggu sementara, bertahan dan membangunkan otak agar tidak tertidur dalam bayangmu. Laki laki seperti aku sekarang hanya bisa menuliskan kata-kata mungkin suatu saat nanti janur itu akan melengkung dan nama kita tertulis disana.

“Janur itu impian kita yang percaya akan cinta

Cinta, cita membaur didalamya, sungguh bahagia

Seperti merpati yang terbang ke sana kemari tiada henti

Menghias cakrawala di antara senyum itu”

Satu alasan kenapa tulisan ini aku tulis di saat senja datang. Hati tak mampu untuk menampung pikiran hingga tulisan ini akan jadi memori indah nantinya. “Entah sampai kapan umurku, tidak ada yang tau. Dan lembaran ini akan abadi selamanya, bahkan hingga tua nanti ”, ujar ku malam ini yang lebih menggunakan perasaanku dibanding dengan perasaan. Sifat ini pasti ada di dalam sifat laki-laki yang cenderung menggunakan akalnya.

“andai ini berlalu tanpa bahagia

Ini bisa jadi lembaran sejarah

Usia, takdir kedepan adalah rahasia

Jalan berliku dan ribuan bintang yang indah

Belum tentu seindah sinarnya”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline