Lihat ke Halaman Asli

Musik: Dicerahkan dan Mencerahkan

Diperbarui: 12 Mei 2021   00:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia. Didirikan oleh Raja Wisnu dari Wangsa Syailendra pada tahun 770 Masehi dan selesai pada tahun 842 Masehi. 

Candi Borobudur tidak sekedar unik dan sakral, tetapi juga masih menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Berbagai macam studi ilmiah dilakukan untuk mengurai makna dari candi ini. Tentunya saat ini Candi Borobudur tidak sekedar menjadi monumen tetapi sekaligus menjadi tempat suci untuk memuja sang Buddha.

Berbagai macam kasanah religi dan budaya dapat diselami dari berbagai macam penelitian yang telah dibuat. Candi Borobudur seakan masih akan terus bercerita tentang kedalaman makna kehidupan di balik relief yang terpahat unik di candi tersebut. 

Gamabaran realitas kehidupan manusia dan bagaimana perjuangannya ditampakkan di dalam setiap relief-relief yang ada, sekalipun manusia zaman sekarang masih terus harus berefleksi saat menginterpretasikannya.

Inilah yang menjadikan Indonesia disegani oleh dunia. Candi Borobudur menjadi salah satu kearifan yang diakui dan diyakini masih akan terus menginspirasi dunia. Indonesia kuat karena masih ada keuinikan kerarifan lokal seperti ini. Wonderful Indonesia !

Sound of Borubudur sebagai tema unik lahir dari keyakinan tersebut. Tema ini seakan ingin menjelaskan kepada dunia bahwa Candi Borobudur masih akan terus memberikan sumbang sih dan berkomitmen dalam segala hal, terutama demi menjaga dan memurnikan tatanan moral dan keharmonisan di dunia ini.

Banyak hal dapat kita pelajari dari kearifan Candi Borobudur. Tetapi secara spesifik, penulis akan mengkerucutkan pada satu hal yang istimewa, yaitu jejak musik dalam relief Candi Borobudur. 

Sekalipun jejak relief yang menggambarkan tentang kehidupan/perkembangan musik sangatlah minim (hanya ada sepuluh panil pada relief cerit Karmawibhangga yang memuat gambaran tentang berbagai instrumen musik 'waditra', yaitu panil relief nomor 1, 39, 47, 48, 52, 53, 72, 101, 102, dan 117), Candi Borobudur masih layak untuk disebut sebagai Borobudur Pusat Musik Dunia. Karena itulah, judul artikel ini adalah "Musik: Dicerahkan dan Mencerahkan". 

Yang menjadi pertanyaan penulis adalah 'Mengapa relief kehidupan dan perkembangan tentang musik berada/diletakkan di tingkat paling bawah (Kamadhatu)?' Untuk itu, mari kita cermati dahulu makna dari tingkatan Candi Borobudur.

Tingkatan Candi Borobudur

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline