Angota DPR harusnya merakyat
Aku semakin bingung ketika mendengar tenteng rencana DPR akan membangun gedung baru. Awalnya DPR beralasan karna gedung DPR yang ada saat ini mengalami kemiringan beberapa drajat. Alas anyang lain karena dengdung yang ada saat ini kurang memadai , ruangan masing-masing anggota DPR terasa sempit. Dan mungkin ruang rapat yang kurang besar. Tetapi kalau kita melihat siding DPR di TV banyak anggota yang absen.Kenapa masih kurang besar ?
Rencana awal, pembangunan gedung DPR itu akan menghabiskan biaya sekitar Rp 1,8 triliun. Sebuah nilai yang mencengangkan bagi masyarakat, disaat rakyat menjerit karna himpitan ekonomi para wakil rakyat malah ingin foya-foya. Setelah itu anggota dewan pun menawarnya menjadi Rp 1,138 Triliun saja saat ini.
Awalnya, nyaris tak ada penolakan dari para angota DPR terkait dengan rencana tersebut. Namun karna banyak rakyat yang menantang, sebagian anggota punikut menentang entah itu dari hati nuranisang dewan atau malah Cuma cari simpati rakyat. Namun masih banyak anggota DPR yang masih ngotot. Salah satu nya adalah Ketua DPR Marzuki Alie. Ketua DPR beralasan rencana pembangunan telah memenuhi prosedur yang benar. Terlebih lagi ketua DPR menilai rakyat tidak perlu diajak bicara terkait dengan proyek pembangunan gedung. Hal itu membuat saya sebagai rakyat merasa tidak dianggap. Padahal anggota DPR bisa berada d gedung itu karna suara dari rakyat.
Kasus diatas hanyalah sebagian kecil ketidak pedulian Dewan Perwakilan Rakyat terhadap rakyatnya. Mereka lebih mementingkan diri
nya sendiri dari pada rakyat yang di wakilinya. Seorang wakil rakyat seharusya merakyat jangan membuat rakyatnya tambah melarat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H