Lihat ke Halaman Asli

Hakikat PAUD

Diperbarui: 4 April 2017   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini ) tentu sudah sering kita mendengar kata – kata itu tetapi meskipun sering mendengarnya masih masih banyak dari kita yang belum mengenal apa itu Paud dan bagaimana, apa definisi tentang pendidikan anak usia dini?.

Pada postingan kali ini kita akan share artikel tentang pendidikan anak usia dini.

Apa itu Pendidikan dan Anak dan Usia Dini?

Pendidikan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pendidikan itu berasal dari kata dasar didik(mendidik) yaitu; memelihara dan memberi latihan atau ajaran mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian itu dapat diambil bahwa pendidikan adalah proses memberi ajaran akhlak dan kecerdasan pikiran (memanusiakan manusia). Sedangkan pendidikan menurut Sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memperoleh kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara


Anak

Pengertian anak menurut UU RI No. 4 tahun 1979: Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.

Usia Dini

Usia dini adalah mereka yang berusia lebih dari 2 (dua) tahun dan berusia kurang dari 13 tahun. Batasan ini sesuai dengan batasan yang dikemukakan oleh Brumfit, Moon dan Tongue (1991:V).

PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini atau yg biasa disebut dengan PAUD adalah jenjang pendidikan formal, non formal, maupun informal pertama yg ditempuh anak sebelum memasuki usia sekolah lanjutan dasar. Dalam Pendidikan Anak Usia Dini ini, pendidikan lebih ditekankan pada persiapan mental pikiran, sebelum anak itu menuju ke jenjang sekolah dasar atau SD dengan melalui rangsangan – rangsangan pendidikan yang berguna untuk perkembangan jasmani maupun rohani anak usia dini . Menilik pada fungsinya diatas, dapat dikatakan peranan pendidikan ini sangat penting bagi anak usia dini karena selain untuk persiapan mental juga untuk membiasakan anak usia dini keluar dari “jerat” orang tua, jerat disini adalah maksud dari ketergantungan kepada orang tua.

Pendidikan Anak Usia Dini ( Paud ) pada Permendiknas no 58 tahun 2009 lebih menitik beratkan pada 5 aspek standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak yaitu perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi. Untuk rentangan usia pendidikan paud menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Saat ini sudah banyak satuan pendidikan penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), diantaranya adalah :

* Taman Kanak-kanak (TK)

* Raudatul Athfal (RA)

* Bustanul Athfal (BA)

* Kelompok Bermain (KB)

* Taman Penitipan Anak (TPA)

* Satuan PAUD Sejenis (SPS)


Nah,,,Dari pemahaman diatas dapat disimpulkan betapa vital pendidikan anak usia dini. Karena begitu vital maka para pendidik pun harus professional dan terlatih. Meski “hanya” mengajar anak usia dini tetapi dituntut profesional, karena masa usia dini adalah masa keemasan anak dimana anak disini akan mampu menangkap apa yang dia lihat dan mampu menirukannya. Dibawah ini ada tips atau kiat menjadi guru Paud yang kreatif menurut buku “ motivasi dan Managemen PAUD” karangan Yunus Abidin, S.Pd M,Pd. :


1. Berfikir Inovatif

Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya.

2. Percaya Diri

Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena karya apapun yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya.

3. Tidak Gaptek

Gaptek ( Gagap Teknologi ) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa mengkombinasikan yang bersifat "kuno" menjadi sesuatu yang menarik. Artinya bisa menggabungkan sesuatu yang kuno dengan yang modern. Misalnya, memvariasikan permainan tradisional dengan permainan modern.

4. Materi Pelajaran yang diberikan menjadi mudah dimengerti.

Tidaklah muah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru.

Namun seorang guru yang kreatif akan mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.

5. Terus Belajar dan Belajar

Tidak ada kata puas untuk seorang guru yang kreatif. Maksudnya suatu guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik dan lembaga.

6. Cerdas Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya

Dengan kepekaan yang dimiliki guru yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misal dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah.

7. Kooperatif

Seorang guru yang kreatif senantiasa belajar dari orang lain. Dengan kata lain, guru yang kreatif harus dapat bekerja sama dengan sesama guru, anak didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berada di lingkungan sekolah.

8. Pandai memanfaatkan "Apa Yang Ada"

Biasanya guru yang kreatif pandai memanfatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa menjadi sarana belajar yang menarik, dan disampaikan dengan cara belajar yang menarik pula.

9. Bisa Menerima Kritik

Sebuah kritik bukanlah sesuatu yang menyakitkan bagi guru yang kreatif. Justru dengan kritiklah bisa belajar dari kekurangannya dan kesalahannya. Dia akan berpikir bagaimana caranya agar kekurangannya bisa diminimalkan atau bahkan menjadi sebuah kelebihan, dan tidak mengulang kesalahan yang sama.

10. Mengajar dengan Cara Menyenangkan

Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya meraa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.

Referensi :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline