Lihat ke Halaman Asli

Legenda Watu Dodol dan Pesonanya

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408936882774033659

[caption id="attachment_339563" align="aligncenter" width="640" caption="Seonggok batu yang tersisa di tengah jalan pantai Watu Dodol (banyuwangitourism.com)"][/caption]

Watu Dodol merupakan salah satu tempat wisata pantai yang ada di Kabupaten Banyuwangi, berada tepat pada jalur utama Situbondo-Banyuwangi, tempat wisata ini sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat.

Menurut legenda masyarakat Banyuwangi, pada jaman penjajahan Belanda dahulu Residen Schophoff membuat jalan yang akan menuju Panarukan dari Banyuwangi, namun jalan itu terkendala oleh adanya bukit. Tumenggung Wiroguno I yang pada masa itu memerintah di Banyuwangi mengadakan sayembara kepada masyarakat siapa saja yang bisa membuat jalan tembus melewati bukit akan diberi hadiah berupa tanah dari bukit batu itu ke selatan sampai daerah Sukowidi.

Hari demi hari, bulan demi bulan berlalu begitu saja, sayembara dari Tumenggung Wiroguno I tidak ada yang bisa menyanggupi tantangan tersebut. Sampai pada suatu ketika sang Tumenggung ingat akan penasehatnya dulu yang bernama Ki Buyut Jaksa.

Ki Buyut Jaksa adalah seorang sakti bekas penasehat Tumenggung Wiroguno I yang menyendiri di pinggiran bukit Boyolangu. Di pengasingan Ki Buyut Jaksa mengangkat anak bernama Nur Iman. Nur Iman adalah anak dari Lemani yang menemani Ki Buyut Jaksa di pengasingan.

Singkat cerita Tumenggung Wiroguno I berhasil membujuk Ki Buyut Jaksa untuk membantu membuat jalan melewati bukit batu. Ki Buyut Jaksa dengan bantuan Jin beserta anak buahnya dan dipimpin oleh anak angkatnya Nur Iman berhasil membuat jalan melalui bukit batu tersebut. Bantuan dari bangsa Jin ini tentunya tidak gratis, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

1.Jangan mendodol batu diluar batas yang diberi tanda oleh bangsa Jin.

2.Sisakan seonggok batu untuk duduk di pinggir pantai.

3.Minimal setahun sekali, Ki Buyut Jaksa dan anak cucunya harus menyambangi tempat ini.

Oleh karena itu tempat wisata tersebut diberi nama Watu Dodol, “Dodol” adalah bahasa Jawa yang artinya dalam bahasa Indonesia “bongkar”, sedangkan “Watu” artinya “Batu”.

Setiap tanggal 10 Syawal masyarakat Boyolangu selalu berbondong-bondong pergi ke Watu Dodol menggunakan dokar – Kereta yang ditarik oleh kuda. Peristiwa tahunan ini disebut tradisi “Puter Kayun”.

Terlepas dari legenda yang ada, pantai Watu Dodol layak dijadikan alternatif bagi masyarakat yang ingin berwisata di Banyuwangi. Berjarak tempuh kira-kira 30 menit dari pusat kota Banyuwangi, tempat ini sangat mudah dijangkau.

Di pinggir pantai berderet warung-warung yang menjajakan makanan khas pantai, ikan bakar dan es degan disamping masih banyak jenis makanan minuman lainnya yang dijajakan di tempat ini.

[caption id="attachment_339569" align="aligncenter" width="480" caption="Menikmati hidangan (dokumen pribadi)"]

14089377012115585578

[/caption]

Di kejauhan terlihat samar-samar lalu lalang kapal feri yang mengangkut kendaraan dan penumpang yang hendak bepergian ke Bali atau pulau Jawa. Selain itu kapal-kapal barang berukuran relatif besar juga bisa dilihat karena pantai ini bersebelahan dengan pelabuhan Tanjung Wangi.

Deretan gunung di Pulau Dewata juga dengan jelas terlihat, sekilas jarak antara pantai dengan gunung tersebut sangat dekat. Pada bulan Agustus seperti ini ombak di pantai tersebut sangat besar sehingga tidak aman bagi wisatawan yang akan berenang atau sekedar main air dipinggir pantai. Keganasan ombak bisa kita nikmati dari pinggir warung yang ada di tepian pantai sambil menikmati makanan dan minuman. Gradasi warna laut juga menarik untuk dinikmati oleh mata sambil merasakan hembusan angin yang seolah tidak kenal lelah berhembus menghampiri setiap pengunjung yang berada di sana.

[caption id="attachment_339570" align="aligncenter" width="603" caption="Gradasi warna (dokumen pribadi)"]

1408937742229968100

[/caption]

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline