Lihat ke Halaman Asli

Dan Jr

TERVERIFIKASI

None

Puisi | Sebab Dia Mati

Diperbarui: 20 November 2018   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

halosehat.com

Sudah lima tahun, dan aku masih merasakannya seperti pertama kali. Sakit dan perih ketika dia pergi meninggalkan, dengan pesan tidak akan pernah kembali. Kalau saja bisa kuputar waktu, aku memilih untuk tidak pernah mengenalnya meski hanya di mimpi. Kalau saja bisa kembali pada masa lalu, aku akan memilih untuk tidur pulas diranjang empuk tanpa harus ada dia sebagai penjaga diri. Tapi dia lalu mati.

Senyumannya begitu menggetarkan jiwa. Suaranya bagai sepucuk malaikat yang dikirim dari surga. Aku bahkan tidak sanggup kalau terus mengingat tatapan dari keindahan matanya. Penuh gairah, penuh hasrat, dia hanyalah seonggok manusia sempurna. Yang tanpa sengaja aku temukan dalam bulir -- bulir hidup dan cerita luka. Tapi dia lalu pergi, begitu saja.

Terlalu banyak kita yang memilih untuk melupakan sesuatu atau seseorang yang seharusnya selamanya menjadi kenangan indah. Meski setiap kali memandang gambar mereka, atau sekedar membayangkan dekapan mereka, mata menjadi basah. Terlalu banyak diantara kita yang tak sudi lagi untuk resah. Sebab cinta dalam hidup sudah selamanya terpisah. Sebab dia mati, dan tiada temu lagi meski sedikit celah.

Terpaku pada kematian seseorang yang begitu kau damba bukanlah kesalahan. Sebab bersamanya kau pernah membangun impian dan harapan akan masa depan. Membesarkan anak -- anak bersama, menjadi tua bersama, menikmati setiap malam tanpa kesepian. Ketika orang yang kau cintai itu pergi, dan dia tidak akan pernah kembali, kau akan mencoba untuk melupakan. Sayangnya, seberapa besar kau coba untuk melupakan kekuatan untuk dia bertahan semakin kuat dalam ingatan. Meskipun dia mati, dan kini kau hanya sendirian.

Jangan menyerah, sebab ada beberapa orang yang hadir membawa cahaya yang begitu kuat pada dunia. Meskipun mereka akhirnya pergi, cahaya itu akan selamanya mengihasi impian pemujanya. Dan dia mati, tidak ada jalan kembali untuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline