Lihat ke Halaman Asli

Dan Jr

TERVERIFIKASI

None

Sinetron Kita Seharusnya Belajar dari Glee

Diperbarui: 20 November 2018   03:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: paperlief.com

Glee adalah salah satu serial favorit saya disamping "Once Upon A Time", "Scandal", dan "Empire". Hanya karena tiga judul serial lain terlalu kompleks bahkan terkadang berlebihan dalam season atau episodenya, akhirnya saya memilih "Glee" sebagai yang terbaik menurut saya. 

Sebenarnya hampir semua serial dari Amerika selalu memberikan topik khusus dalam setiap eposide atau season mereka. Tapi "Glee" sedikit lebih istimewa. Saya suka sekali menyebut bahwa "Glee" tampaknya lari dari track yang sudah ditetapkan sebelumnya. Terlebih di season lima ketika Cory Monteith meninggal dunia, secara terpaksa karakter Finn Hudson yang adalah salah satu karakter utama dihapuskan.

Tapi, tulisan ini tidak akan membahas drama Glee. Kita akan fokuskan cara mereka bercerita, hingga dapat dinikmati orang banyak. Dan sekali lagi, menurut saya sudah selayaknya dunia sinteron kita meniru setidaknya salah satu dari sekian banyak serial Amerika, tidak melulu mencondongkan diri pada Bollywood yang memang mahir dalam menciptakan drama. 

Sejujurnya Net TV sudah melakukan ini, bahkan meniru Glee nyaris secara utuh, tapi produksi tersebut kalau bisa dikatakan gagal sebab ekspetasi penonton yang terlalu tinggi mengingat cerita aslinya sudah selesai sejak 2015 lalu sedangkan "Stereo" (Produksi Net TV) baru mulai season pertamanya ditahun yang sama.

Mari kita lihat bagaimana Glee membawa penonton terjebak dalam cerita mereka ;

1.Mimpi
Semua tayangan hiburan baik film layar lebar maupun serial televisi atau sekedar ajang pencarian bakat menawarkan mimpi. Di Glee, anda akan mendapatkan mimpi itu dan yang paling antusias dengan mimpinya adalah Rachel -- Dibawakan oleh Lea Michael -- .

Tapi kemudian mimpi menjadi yang terbaik dan memenangkan segala kompetisi ini terkubur dengan mimpi lain. Yaitu menciptakan sebuah keluarga baru di New Direction -- sebutan untuk klub Glee di Mcknley High - . Namun, kisah persahabatan, cinta bahkan menjadi keluarga (seperti Finn Hudson yang menjadi saudara tiri Kurt Hummel) menjadi topic lain ketika mereka akan siap untuk berkompetisi.

Hal ini, tidak dapat kita temukan pada sinetron manapun di Indonesia. Mimpi yang ditawarkan di lima episode pertama menjadi bias ketika program berjalan sampai episode ke 30. Lewat episode 30, kita hanya diizinkan menyaksikan drama yang diulang terus menerus tanpa ada pokok persoalan dan bahkan meninggalkan inti utama dan paling parah meninggalkan pesan yang ingin disampaikan dari judul sinetron tersebut.

Mari kita sebut acara yang sudah usai seperti "ganteng -- ganteng srigala" dimana ternyata kaum vampire yang mendapat jatah cerita lebih banyak. Atau "Emak Ijah Ingin Ke Mekkah (Sinetron)" yang justru lebih mengutamakan nilai jual Ocid salah satu karakternya.

Kebiasaan rumah produksi sinetron kita adalah mempertahankan keindahan cerita setidaknya sampai episode 30. Dan mentelatarkannya dihari -- hari berikutnya.

2.Tokoh Utama
Bagi Gleeks (sebutan untuk penggemar glee) pasti akan menangis tersedu -- sedu saat mendengar meninggalnya Cory pada 2013 dan Mark Salling pada januari lalu. Serial ini berhasil membentuk karakter yang masuk kedalam kehidupan penontonnya. Bahkan ketika semasa hidupnya Cory menjalin hubungan dengan Lea (bukan untuk sensasi) para penggemar begitu antusias.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline