Lihat ke Halaman Asli

Dan Jr

TERVERIFIKASI

None

Alasan Selebriti Banyak Drama?

Diperbarui: 16 November 2018   05:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jateng.tribunnews.com

Silet Award sudah berakhir dengan memunculkan banyak selebriti memenangkan penghargaan. Silet sendiri awalnya adalah sebuah tayangan yang mengulik tentang hal - hal tabu, dan menjadi bahan perbincangan orang banyak. Sayangnya, dalam masa kekinian Silet berubah menjadi tayangan gossip seperti infotainment lainnya. Yang lebih mengerikan, Silet memunculkan satu ajang penghargaan baru. Adalah Silet award dengan nominasi - nominasi tidak masuk akal.

Kehidupan Tersilet dan Kontroversi Tersilet adalah dua nominasi yang seolah membangunkan saya dari mimpi panjang. Mimpi yang seringkali bertanya, kenapa selebritas Indonesia sangat menikmati drama. Mengapa mereka begitu senang kehidupan pribadinya menjadi santapan publik luas. Ternyata masalahnya bukan hanya pada peningkatan rating acara yang mereka bawakan. Mereka diberi penghargaan!

Konyol bukan, anda diberi penghargaan karena kisah cinta anda yang amburadul jadi perbincangan publik. Anda diberi penghargaan sebab tuduhan tidak pantas dialamatkan pada diri anda. Menyedihkan!

Akhirnya, kita akan sampai pada artis - aktor yang tidak lagi mengutamakan kualitas dirinya saat akan "dijual". Akhirnya, kita sampai pada penyanyi yang tidak butuh suara lagi untuk diperdengarkan. Mereka menjadi terkenal dengan aib, entah aib itu dibuat - buat atau tidak. Entah semua hanya rekayasa meningkatkan nilai jual acara atau tidak, tetap saja penonton awan tidak diberi suguhan berkualitas lagi.

Coba kita hitung berapa banyak selebritis yang wara - wiri di layar kaca bahkan di layar lebar karena punya sensasi segudang. Coba cermati, berapa banyak diantara mereka yang tidak lagi meningkatkan kualitas diri sebab dengan membuat satu persoalan hangat saja bisa terkenal dan namanya bertahan.

Hal ini akhirnya membuat selebritas bukan lagi bersaing menyajikan yang terbaik. Mereka bersaing untuk tetap menjadi bahan pemberitaan. Semakin lama persoalan hidupnya diumbar media, semakin mahal harganya.

Lalu, apakah dengan seperti ini kita sanggup merubah pola hiburan yang sudah sangat bergantung pada komersialitas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline