Lihat ke Halaman Asli

Dan Jr

TERVERIFIKASI

None

Ketika Ratna Harus Minta Maaf

Diperbarui: 3 Oktober 2018   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratna Sarumpaet

Mengaku sebagai pencipta hoax akbar negri ini, akhirnya aktifis sekaligus kritikus Ratna Sarumpaet minta maaf atas kesalahan yang dilakukannya. 

Pada satu sisi, harus dikagumi keberanian tokoh wanita tersebut dalam melontarkan pengakuan kebohongan yang bisa dikatakan memalukan itu. Tapi, disisi lain harus dicermati arah monolog Ratna dalam konferensi pers yang baru saja dilakukannya pada 3 Oktober ini.

Ratna meminta maaf pada Prabowo.

Benar, bahwa Prabowo sudah melakukan konferensi pers menanggapi kabar salah satu pendukungnya yang babak belur digebuk massa. Benar, bahwa Sandiaga mengakui bahwa Ratna mengaku diancam agar tidak bersuara atas penganiayaan yang diterimanya. Dan benar pula bahwa akhirnya kedua tokoh yang kini menjadi sepasang penantang petahana itu terjebak dalam kebohongan Ratna. Tapi, ada yang salah!

Ratna sebagai aktor tunggal kebohongannya seharusnya sudah memahami bahwa dengan melempar isu pengeroyokan, akan dijadikan peluru politik kepada pemerintah sekarang.

Ratna seharusnya mengerti bahwa orang -- orang yang dia undang untuk melihat kondisinya akan melakukan penjelasan pada media. Bukan karena orang -- orang itu hanya menginginkannya, tapi Ratna ada figur publik.

Tidak Cuma sebagai seorang aktifis, tapi juga sebagai Ibu dan mertua selebriti papan atas negri ini. Pemberitaan mengenai Ratna mempunyai tempat sendiri dikalangan awam juga media.

Maka, seandainya pun saya menjadi seorang Ratna Sarumpaet, dan ketika saya harus berbohong, saya akan tetap meminta bagi pendengar kebohongan saya untuk tidak menyebar luaskannya.

Atau, mungkin Ratna melakukannya secara tersirat dengan perkataan dirinya mendapat ancaman. Mungkin, Sandiaga tidak mengerti bahwa yang Ratna ingin sampaikan adalah tidak perlu disebar luaskan. Tapi, nasi sudah jadi bubur.

 Ratna menjadi korban tunggal kebohongannya sendiri dan seharusnya orang -- orang yang menyebar luaskan berita bohong itu yang meminta maaf pada Ratna. Sebab, bagaimanapun mereka menggunakan penderitaan Ratna sebagai amunisi dalam meningkatkan elektabilitasnya.

Ratna Tidak Minta Maaf Pada Lawan Politik Secara Langsung

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline