Lihat ke Halaman Asli

Dan Jr

TERVERIFIKASI

None

Ujian Nasional? Dilarang Jujur...

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujian Rawan nyontek / Kompasiana (kompas.com)

[caption id="" align="aligncenter" width="558" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)"][/caption] "Bang, punya temen yang punya kunci jawaban UN gak?" Begitulah, satu pesan masuk ke ponsel saya hari ini melalui BBM. Cukup terkejut juga, karena baru pertama kali sejak empat tahun lalu saya akhirnya memikirkan kembali mengenai contekan buat Ujian Nasional. Sejak berganti nama dari Ebtanas ke Ujian Nasional, kegiatan tahunan pendidikan Indonesia ini seakan menjadi momok menakutkan, tidak hanya bagi siswa, orang tua, guru bahkan mendiknas sendiri ketar - ketir dibuatnya. Hanya saja sudah jadi rahasia umum, kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat ujian nasional, selain lembar ujian yang rusak atau proses penghitaman yang tidak sempurna nantinya. Sebabnya terlalu mudah untuk ditebak, bahwa setiap sekolah (pihak sekolah) pasti sudah menyiapkan amunisi untuk siswa - siswinya yang akan "bertarung" kelak. Mungkin tidak semua sekolah melakukan hal serupa, hanya saja sebagian besar akan melakukan yang namanya "Bagi - Bagi Jawaban". Prosesnya tidak terlalu sulit, tahap - tahapannya begitu mudah untuk diikuti ; 1. Siswa akan diminta hadir satu hari sebelum Ujian Nasional berlangsung untuk menunjuk "petugas" penerima dan pembagi jawaban saat hari -H. Siswa akan diizinkan untuk membawa ponsel kedalam ruangan kelas, asal tidak ketahuan oleh pengawas (belakangan saya sadar "ketahuan oleh pengawas" hanyalah formalitas belaka). 2. Hari -H ujian nasional, siswa diminta untuk hadir lebih pagi untuk proses pembagian jawaban, atau teknik cara pembagian jawaban nantinya. 3. Saat Ujian Nasional berlangsung, guru yang kebetulan mata pelajarannya di ujiankan wajib hadir hari itu, tugasnya cukup mudah, mengerjakan soal diruang guru (atau ruangan lainnya yang "rahasia"). 4. Kemudian, mulailah ponsel siswa bergetar, tanda bahwa jawaban sudah tersedia. Dan satu persatu siswa yang ditugaskan akan izin ke toilet. Di toilet, siswa akan mendapatkan sebuah kertas kecil, berisi 40 % - 50 % jawaban soal UN. 5. Setelah kembali kekelas, siswa dengan berbagai macam cara wajib membagikan jawaban yang sudah diterima tersebut tanpa sepengetahuan pengawas (disini pengawas biasanya hanya ngobrol, baca koran, dll yang tidak memperhatikan kegiatan siswa, sehingga siswa "bebas" asal tidak brisik). 6. Ujian Nasional hari pertama selesai, tinggal mempersiapkan untuk Ujian Nasional hari berikutnya. Rahasia besar yang akhirnya tidak menjadi rahasia lagi adalah, pihak sekolah sudah bekerjasama dengan para pengawas, agar kegiatan anak - anak didik mereka tidak dipantau terlalu ketat. Alhasil, diakhir ujian nasional, para pengawas akan mendapat bingkisan, syukur - syukur diselipin amplop. Jika pada akhirnya toh ada anak yang tidak lulus, bisa dipastikan anak tersebut memang JUJUR, atau tidak telaten saat melingkari jawaban yang benar. Setidaknya itu sudah terjadi beberapa tahun belakangan ini, lalu bagaimana dengan tahun ini? Apakah Ujian Nasional juga masih harus Dilarang Jujur??? *NB : terkadang siswa punya kreatifitas sendiri, yaitu membeli jawaban dari luar, entah dari mana asalnya, para siswa rela merogoh kocek sampai jutaan rupiah untuk bisa lolos dari petaka yang disebut dengan Ujian Nasional.... Salam Pendidikan Indonesia...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline