Lihat ke Halaman Asli

Damri Hasibuan

Guru dan Penulis

Pusara Payung

Diperbarui: 7 Juli 2023   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya: Damri Alhasby

Dulu aku punya dua payung
Yang selalu melindungiku dari terpaan gerimis
Ia juga melindungiku dari panasnya sang mentari

Walau tidak sebagus payung-payung orang lain,
Namun, aku tetap bersyukur
Tanpa keduanya, bagaimana mungkin aku tidak basah dari hujan?
Bagaimana bisa aku bisa bertahan dari teriknya sinar mentari?

Sekarang payungku tinggal satu
Yang satunya lagi, telah hilang entah ke mana
Aku selalu menunggunya bahkan mencarinya
Akan tetapi, ia tidak pernah lagi kutemukan

Gigil yang kurasakan,
Gerah yang menimpaku,
Tidak mampu lagi,
Ditepis payungku yang satu ini
Karena ia sudah usang
Meski demikian, aku tetap bersyukur
Karena masih ada yang menemaniku

Namun, hari ini
Tepat di siang hari
Gundahnya hatiku,
Oleh demamnya tubuhku,
Pilunya hatiku,
Oleh getarnya jiwaku,
Tidak lagi ada yang peduli
Karena kini, kedua payungku
Benar-benar telah hilang!
Hanya bulir bening yang bisa jatuh
Dari kedua sudut netraku
Persis di pusara payungku

#jangan lupa follow, love, komentar agar aku terus semangat upload tulisan yang berkualitas. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline