Lihat ke Halaman Asli

Damri Hasibuan

Yang haus akan ilmu itu adalah para penuntut ilmu itu sendiri

Belajar Ikhlas dari Siti Hajar

Diperbarui: 7 Juli 2022   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kali ini Siti Hajar protes, tatkala suaminya meninggalkan dia dan Ismail anaknya yang masih kecil di padang pasir yang tak bertuan.

Seperti biasanya Ibarahim hanya bisa menduga bahwa ini akibat kecemburuan Sarah, istri pertamanya yang belum juga bisa memberinya keturunan.

Hajar mengejar Ibrahim, suaminya
dan berteriak,


 "Mengapa engkau tega meninggalkan kami disini, bagaimana kami bisa bertahan hidup?!" Keluh Siti Hajar

Ibrahim terus melangkah meninggalkan kekasih dan buah hatinya, tanpa menoleh, tanpa memperlihatkan air matanya yang meleleh.  

Remuk redam perasaan sang sandaran hati belahan jiwa. Terjepit antara pengabdian dan pembiaran.

Hajar masih terus mengejar sembari menggendong Ismail, Kali ini dia setengah berteriak, dan teriakannya menembus dinding langit, "Bang, Apakah ini Perintah Tuhanmu?"

Kali ini Ibrahim, sang Khalilullah, berhenti melangkah tatkala mendengar pertanyaan menohok itu.

Dunia seolah berhenti berputar, Malaikat yang menyaksikan peristiwa itu pun turut terdiam menanti jawaban Ibrahim.

Butir pasir seolah terpaku kaku, angin seolah berhenti mendesah, pertanyaan atau lebih tepatnya gugatan Hajar membuat semuanya terkesima. Tak terkecuali Ismail yang lugu. Terdiam dari tangisnya seolah ia mengerti perasaan sedih hati sang ibunda.

Ibrahim pun membalik arah ke belakang. Dari tempatnya berpijak, ia melihat sang istri yang hendak meraih tangannya agar jangan sampai ditinggal tanpa penjelasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline