Lihat ke Halaman Asli

Damri Hasibuan

Yang haus akan ilmu itu adalah para penuntut ilmu itu sendiri

Sang Ayah Insaf Karena Kesalihan Anak

Diperbarui: 15 Januari 2022   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu pertemuan, seorang menaging direktur (MD) sekolah yang sangat terkenal di Tangerang Selatan, menyampaikan pada pertemuan itu bahwa ada sosok siswa yang mengikuti program tahfizh di sekolah yang beliau ampu. 

Ayahnya seorang direktur di sebuah perusahaan besar. Pekerjaan dinas keluar kota bahkan negeri sudah tak asing lagi bagi ayah si anak yang bercita-cita seorang Hafizhah sekligus dokter tersebut.

Si ayah background agamanya bisa dikatakan sangat minim. Karena latar belakang pendidikannya mulai kecil hingga kulliah berbasis umum. Sehingga perkara ibadah salat tak menjadi bahan perhatian penting dalam keseharianannya. Hal tersebut berlanjut hingga beliau sukses menapaki karirnya.

Suatu kali, si ayah mendapatkan tugas keluar negeri. Pada saat yang sama, anaknya tersebut kebetulan lagi liburan sekolah. Tidak bercerita panjang, sang ayah pun mengajak buah hatinya ikut bersamanya keluar negeri. Mengerjakan tugas kantor sembari liburan keluarga.

Masih dalam perjalanan, setiap tiba waktu salat, sang anak selalu minta berhenti sejenak hanya untuk menunaikan perintah Tuhan. Setiap kali salat, sang ayah selalu memperhatikan sang anak yang taat sama Tuhan. Tapi, sang ayah belum serta merta ikut salat, karena belum terbiasa. 

Menariknya juga, selama dalam perjalanan, ketika kondisi anak lagi fresh, selalu bermurojaah. Hal itu terus ia lakukan. Baik ia dalam pesawat, terminal, mobil, dan bandara. Sang anak tidak tahu sama sekali bahwa si ayah selalu memperhatikannya setiap kali, si anak melakukan salat dan bermurojaah tadi.

Karena tak kuasa melihat kesalihan sang buah hati, sebenarnya si ayah sudah hendak melakukan salat. Tapi, pada memont itu belum kesampaian. Hingga sepulang dari luar negeri. Di tengah malam, si ayah pun merenung. Dia bermunajat sangat lama dekat pangkuan Tuhan Semesta Alam.

Si ayah menangis sejadi-jadinya. Mengingat masa lalunya yang kerap mengabaikan perintah Tuhan. Beliau pun menyesalinya dan berjanji tidak akan pernah mengulanginya kembali. Mulai saat itu, beliau pun selalu mengerjakan salat saat panggilan Tuhan tiba. Dan beliaupun merasakan kedamaian dan ketentraman jiwa di mana belum pernah beliau alami sebelum merutinkan salat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline