Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata "Aku sudah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia" memang sangat relevan dengan keadaan saat ini. Perkataan manusia memang sangat manis, semanis madu yang dihasilkan oleh kawanan lebah. Apalagi ditambah dengan pandainya ia berbicara. Lengkap sudah.
Tak jarang, kita sering menaruh harapan pada ucapan manis tersebut. Padahal, pada kenyataannya ucapan itu sering atau bahkan tidak terbukti sama sekali. Tong kosong nyaring bunyinya.
Setidaknya, jika pada kenyataannya belum bisa membuktikan ucapan tersebut, tolong bicara, bahwasannya belum bisa. Jangan malah janji-janji A sampai Z.
Jika pada kenyataannya janji atau ucapan tersebut tak bisa jadi nyata, ada baiknya jika langsung bicara lantas meminta maaf. Jangan sampai ketika ditagih atas bukti ucapan tersebut, eh malah diam seribu bahasa. Playing victim, seakan-akan menjadi orang yang disakiti dan tersakiti. Memanipulasi kenyataan. Jahat sekali.
Keangkuhan yang diciptakan oleh manusia memang sangat mengerikan. Tak merasa salah walau sudah berbuat salah. Nada bicara selalu tinggi, seolah-olah hanya ucapannya yang wajib didengarkan. Tak mau mendengarkan orang lain, dan tak mau menerima saran dari orang lain. Padahal, sekadar mendengarkan saran dari orang lain bisa membuat kita bisa berpikir untuk tidak melakukan hal gegabah dikemudian hari. Juga dapat menyadarkan kita dan mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Jadilah manusia yang ucapan dan perbuatannya memang sejalan. Tak dikurangi dan tak dilebih-lebihkan. Agar senantiasa selalu mendapat kepercayaan dan respect dari sesama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI